13 Warga Positif DBD

13 Warga Positif DBD

CURUP, Bengkulu Ekspress - Selama tahun 2019 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong mencatat setidaknya ada 13 warga Rejang Lebong yang dinyatakan positif terkena Demam Berdarah Dengue (DBD). \"Berdasarkan data terakhir kita hingga tanggal 30 Januari kemarin, jumlah warga Rejang Lebong yang positif DBD sebanyak 13 orang,\" sampai Plh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, H Hamka Amk SSos didampingi Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Penyendalian Penyakit, Eni Sri Wahyuni SKM saat dikonfirmasi Kamis (31/1) kemarin.

Mereka yang dinyatakan positif terkena DBD tersebut mendapat penanganan medis baik di RSUD Curup maupun sejumlah klinik yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Dari 13 warga Rejang Lebong yang dinyatakan positif DBD tersebut tersebar didua wilayah kerja Puskesmas yang ada di Kabupaten Rejang Lebong yaitu Puskesmas Wates Marga yang ada di Kecamatan Curup Selatan dan Puskesmas Curup yang ada di Kecamatan Curup. \"Selain ada 13 yang dinyatakan positif DBD, ada 10 orang juga dinyatakan suspek DBD,\" tambah Hamka.

Sementara itu, terkait dengan jumlah masyarakat Rejang Lebong yang positif DBD ditahun 2018 kemarin, menurut Hamka berdasarkan data yang mereka miliki sebanyak 220 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2017, dimana pada tahun 2017 Dinkes Rejang Lebong hanya mencatat 64 orang yang positif DBD.

\"Dibandingkan dengan 2016, jumlah DBD ditahun 2018 kemarin lebih sedikit, karena ditahun 2016 kita mencatat ada sebanyak 224 orang warga Rejang Lebong yang posifit DBD,\" papar Hamka.

Dengan tingginya kasus DBD di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2018 kemarin, Hamka mengaku Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong belum menetapkan Kasus Luar Biasa (KLB) namun hanya indikasi KLB, hal tersebut dikarenakan untuk menetapkan suatu daerah KLB DBD harus memuhi tiga unsur yaitu adanya peningkatan kasus secara signifikan, kemudian temuan jentik dari sampel yang diambil diatas 5 persen dan yang terakhir sudah ada korban yang meninggal dunia.

\"Dari tiga kategori tersebut, kita baru memenuhi satu yaitu peningkatan kasus sehingga hanya indikas saja,\" papar Hamka.

Adanya peningkatan kasus DBD di Kabupaten Rejang Lebong tersebut, menurut Hamka bukan karena siklus tahunan, namun karena beberapa faktor salah satunya curah hujan yang cukup tinggi sehingga banyak menimbulkan genangan air sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti sebagai penular DBD. Terkait dengan penangnan DBD ini sendiri, menurut Hamka tidak ada yang lebih ampuh dibandingkan dengan menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

Karena menurut Hamka adanya penurunan kasus DBD ditahun 2017 karena saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong gencar melakukan kegiatan kebersihan lingkungan. Namun setelah itu tidak dilanjutkan masyarakat dengan melakukan kebersihan sendiri. \"Kalau fogging, setiap ada kasus positif DBD selalu kami fogging, namun yang paling efektif adalah menjaga kebersihan lingkungan,\" demikian Hamka. (251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: