Tarif Penerbangan Pengaruhi UMKM
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Naiknya tarif kiriman barang atau surat muatan udara (SMU) sebesar 250 persen oleh maskapai penerbangan mempengaruhi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bengkulu. Pasalnya, beberapa pelaku UMKM di Bengkulu selalu memanfaatkan jasa layanan pengiriman barang.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu, Yuan Degama mengatakan beberapa maskapai penerbangan telah menaikkan tarif SMU yang berbeda-beda, misalnya Garuda naik lima kali lipat, Sriwijaya tiga kali lipat dan Lion Air tiga kali lipat, yang berimbas pada biaya kirim perusahaan jasa pengiriman ekspres. Kenaikan SMU dipengaruhi adanya kenaikan konsesi, biaya sewa naik, dan handling naik.
\"SMU ini terdiri dari biaya pengiriman di luar penanganan, kenaikan ini membebani dan akan berpengaruh pada pelaku UMKM yang ada di Bengkulu,\" kata Yuan, kemarin (21/1).
Ia mencontohkan, kenaikan SMU yang diberlakukan salah satu maskapai untuk pengiriman barang dari Bengkulu ke Jakarta dari Rp 9 ribu menjadi Rp 24 ribu per 10 kilogram. Artinya, kenaikannya mencapai 250 persen.
Menurut dia, kenaikan tersebut terjadi lantaran biaya pengiriman yang dikenakan pengiriman barang masih menggunakan pesawat komersial, bukan pesawat khusus kargo. \"Naiknya SMU sendiri akan berimbas pada profit pelaku UMKM dan akan berbahaya bagi pelaku UMKM termasuk akan berimbas kepada E-Commerce,\" tutur Yuan.
Pihaknya akan mencoba meminta keterangan kepada pihak maskapai terkait kenaikan SMU yang terjadi, sebab saat ini harga minyak dunia sedang turun dan rupiah sedang menguat artinya harga bahan bakar pesawat dipastikan juga mengalami penurunan.
\"Tetapi faktanya maskapai malah menaikkan tarif, ternyata tarif kiriman dihitung dari total berat, service seperti biaya parkir pesawat naik 20 persen, penumpang dan kargo juga naik. Hal ini juga dibarengi dengan kenaikan konsesi atau bagi hasil kepada fasilitator bandara,\" tutupnya.
ementara itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan PT Lion Ekspress di bawah perusahaan Lion Air Group telah menaikkan tarif pengiriman alias ongkos kirim sejak beberapa minggu terakhir.
Ia mengaku, kenaikan harga ongkos kirim yang diberlakukan sekitar 15 persen. \"Kita mungkin akan ada kenaikan cuma tidak begitu banyak. Mungkin sekitar 15 persen naikkan harga, tergantung (daerah),\" ujar Danang. Ia menjelaskan dalam menjalankan bisnis kurir, komponen terbesar adalah kargo.
Otomatis dengan penerapan aturan tarif baru maskapai Lion Air yang menaikkan tarif kargo udara (SMU), maka berdampak pada jasa pengiriman Lion Ekspress. \"Karena basis Lion Air Group dari kargonya. Harga kargo naik pasti kita juga akan menaikkan harga,\" lanjut Danang.
Danang merinci untuk komponen SMU sebesar 30-40 persen dari biaya operasional. Sedangkan tarif kargo sudah naik selama dua kali lipat pada tahun lalu. Hanya saja Ia menegaskan dengan kenaikan tarif ini maka kualitas layanan akan lebih baik. \"Dengan menaikkan harga ini kita menaikkan mutu terutama dengan kurir yang semakin banyak maka layanan akan lebih cepat, lebih akurat,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: