Pasar Minggu Bertingkat Sepi
Renovasi Rp 1,6 Terancam Mubazir
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Sejak selesai direnovasi akhir tahun 2018 lalu, kondisi lapak dan kios di lantai II Pasar Minggu masih sepi. Meski UPTD pasar telah menyediakan sarana dan fasilitas, para pedagang tetap enggan pindah dikarenakan lokasi yang sepi pembeli sehingga pedagang pesimis untuk berjualan di lokasi tersebut.
\"Sejak direnovasi menggunakan dana DAK 2017, dari lokasi yang disiapkan awal untuk kuliner itu mengalami hambatan. Pedagang ada rasa pesimis karena kurang banyak pengunjung, dan saya rasa anggapan pedagang itu memang fakta,\" kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Minggu, Arman Jihad, kemarin (16/1).
Sebelumnya, kondisi lantai II Pasar Minggu ini sudah cukup lama dibiarkan terbengkalai, bahkan beberapa dinding bangunan sudah hancur, dan kerap dijadikan sebagai tempat maksiat, seperti tempat mabuk-mabukan, perjudian, bahkan dijadikan tempat berbuat mesum.
Sehingga, pemerintah kota pada zaman kepemimpinan Helmi-Linda ditahun 2017 lalu kembali merancang bangunan tersebut agar kembali beroperasi layaknya sebagai tempat pedagangberjualan dengan mengkonsep sebagai pusat kuliner, dan total anggaran dalam proses renovasi mencapai Rp 1,6 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Menurut Arman, dalam hal ini rupanya konsep sebagai pusat kuliner sulit diwujudkan karena pedagang menganggap tempat tersebut kurang strategis, sehingga harus dicari ide baru untuk memancing minat pedagang agar mau berjualan di area tersebut.
\"Kita terus berupaya, dan saat ini seluruh sarana dan fasilitas lainnya seperti WC umum, kemudian tempat cuci tangan umum kemudian instalasi listrik sudah kita sediakan semua, ini demi membuat pedagang nyaman,\" ungkap Arman.
Ia mengutarakan, dikarenakan saat ini lokasi tersebut masih sepi, maka bagi pedagang yang berminat untuk menempatinya, untuk sementara ini tidak akan dipungut sewa alias gratis. Dan total pedagang yang bisa ditampung sekitar 30-40 orang.
Pungutan baru akan ditarik setelah semua lapak terisi penuh, namun jumlah pungutan juga disesuaikan agar tidak memberatkan para pedagang. \"Sampai saat ini masih gratis, paling nanti pedagang sumbangan untuk membayar pulsa listrik saja, kalau uang kebersihan dan keamanan belum kita tarik satu rupiah pun.
Makanya saat ini belum ada kita target PAD tahun ini khusus bangunan baru di lantai II pasar minggu,\" terangnya. Sementara itu, salah satu pedagang kuliner di pasar minggu, Ruli (30) mengaku bahwa dirinya tidak mau pindah ke lantai II, karena takut dagangannya tidak laku.
Apalagi akses jalan menuju ke lantai II itu sedikit terutup, sehingga tida membuat para pembeli ingin naik ke atas. \"Kalau jualan makanan seperti ini memang lebih nyaman di area pinggiran jalan, karena ketika orang lapar pasti berhenti dipinggir jalan. Apalagi yang namannya makanan itukan kita buat hari ini maka harus habis hari ini juga. Nah, kalau pindah ke atas takutnya nanti tidak ada yang beli malah kita yang rugi,\" beber Ruli penjualan nasi uduk dan lontong ini. (805)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: