Bangun Jaringan hingga Pelosok dan Pulau Terluar

Bangun Jaringan hingga Pelosok dan Pulau Terluar

Telkomsel Pahlawan Masyarakat Pulau Enggano

Telkomsel benar-benar menjadi pahlawan bagi masyarakat di pulau terdepan atau pulau terluar. Setidaknya, 3000 jiwa masyarakat di Pulau Enggano menikmati layanan sinyal Telkomsel.

=========== IYUD DWI MURSITO, BENGKULU =============

Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia terletak di Samudra Hindia. Sebagai bentuk konsistensinya, Telkomsel membangun jaringan hingga pelosok sebagai penggerak ekonomi kerakyatan. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan. Berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 05° 23\' 21? LS, 102° 24\' 40? BT.

Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat di Pulau Enggano, Telkomsel turut membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di daerah tersebut.

Ini dibuktikan dengan penambahan Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel di Pulau Enggano, yang sekarang jumlahnya sudah mencapai tiga BTS. Pembangunan ini membawa dampak positif kepada masyarakat Pulau Enggano, selain dapat keluar dari isolasi komunikasi. Kini, masyarakat menjadi sangat mudah untuk menjual hasil pertaniannya dan hasil tangkapan ikan di laut.

Seperti diketahui bahwa, masyarakat Pulau Enggano rata-rata berprofesi sebagai petani dan nelayan. Komoditas unggulan pertanian adalah melinjo dan pisang. Seperti diakui, Alamsyah, warga kelurahan Malakoni, berkat Telkomsel yang sudah menjangkau Pulau Enggano, sangat membantu masyarakat disana. Dia tak kesulitan memasarkan hasil pertanian dan tangkapan ikan.

Jika musim panen pisang tiba, dia tinggal menghubungi tengkulak yang ada di Kota Bengkulu. Transaksipun dapat dilakukan melalui telepon genggamnya. \"Tinggal kita WA (WhatsApp) pembeli di kota. Mau beli pisang apa tidak, jika tidak, kita hubungi yang lainnya,\" katanya.

Selain itu, dengan kemudahan sinyal Telkomsel di Pulau Enggano, kadang dia memasarkan hasil pertanian dan tangkapan ikannya melalui media sosial. \"Biasanya saya posting di facebook, nanti kalau ada yang minat, kita hubungi. Selanjutnya jika deal, kita titipkan kapal,\" ujarnya.

Khususnya bidang pendidikan dan perekonomian. Telkomsel adalah satu-satunya jaringan seluler di lokasi tersebut, yang membuat warga tidak susah lagi berkomunikasi. Masyarakat merasa sangat terbantu, karena keberadaan Telkomsel di Pulau Enggano mampu menopang kegiatan perekonomian masyarakat. Termasuk membantu dalam transaksi jualan, kini bisa dilakukan secara online, melalui media sosial, dengan memanfaatkan paket data. Masyarakat tidak hanya bisa menjual hasil pertanian dan hasil nelayan mereka, tapi juga memudahkan untuk berbelanja bahan sembako kebutuhan

sehari-hari masyarakat. Hadirnya jaringan Telkomsel memudahkan para pelajar disana untuk mengakses internet sebagai bahan belajar, dengan menggunakan youtube atau mesin pencarian lainnya. \"Sehingga anak-anak bisa belajar teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya, tidak ketinggalan zaman,\" katanya.

Hal serupa disampaikan, Azwar (52) warga Desa Khayapu, dia mengaku bersyukur dengan adanya jaringan Telkomsel di Pulau Enggano. Tak hanya membantu perekonomian masyarakat, tapi saja merekatkan pertalian keluarga yang jauh terasa dekat. \"Kamikan berada di tengah pulau ini, kalau kangen keluarga di daerah lain bisa telepone,\" katanya. Pembangunan BTS di daerah terpencil oleh Telkomsel, meski daerah tersebut relatif tidak tersentuh investasi, namun membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

Telkomsel mampu memerdekakan masyarakat setempat dari isolasi komunikasi. Akses informasi akan mempermudah pertukaran informasi serta dapat mendorong laju ekonomi dan percepatan pembangunan daerah terluar Indonesia.

Branch Manager PT. Telkomsel Bengkulu, Bambang Purnomo, mengatakan penyediaan BTS hingga pelosok dikarenakan Telkomsel tidak semata-mata mengutamakan sisi bisnis sebagai parameter untuk mengembangkan jaringan. \"Meski banyak menemukan kendala, mulai dari beratnya medan yang harus ditempuh hingga tingginya biaya operasional,\" katanya.

Bahkan, lanjutnya, jika kerusakan atau hendak melakukan perawatan di BTS yang harus menyebrangi laut, teknisi tidak bisa langsung berangkat. Harus diperhitungkan ombak dulu sebelum menyebrang. Apalagi barang yang dibawa juga berat “Tidak seperti di kota, untuk pulau-pulau terluar, ini butuh upaya ekstra,\" katanya. (100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: