Hujan, Petani Tak Bisa Sadap Karet

Hujan, Petani Tak  Bisa Sadap Karet

BINTUHAN, Bengkulu Ekspress - Hujan yang terus menerus menguyur wilayah Kabupaten Kaur sepekan terakhir, berdampak pada hasil sadapan karet masyarakat. Sebab, petani di kawasan tersebut relatif menganggur karena tidak bisa menyadap getah karet mereka. Karena menurut para petani, jika musim hujan khususnya malam hari turun hujan, otomatis karet tidak bisa disadap.

“Harga karet saat ini tidak seimbang dengan harga kebutuhan pokok, kini harga semua kebutuhan naik,” keluh Zinar (45), salah seorang petani karet di Kecamatan Kaur Tetap, kemarin (27/12).

Dikatakannya, dalam sepekan belakangan dirinya hanya bisa menderas karet dalam dua hari, hal ini jelas mengurangi tingkat produksi karet yang ia hasilkan dan otomatis pula mengurangi pendapatan dirinya dari hasil menderas karet. Apalagi kini harga kebutuhan pokok yang naik itu, seperti beras, minyak goreng dan barang pangan lainnya terus merangkak naik. Akibatnya, petani kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dari hasil menyadap karet.

“Harga jual karet basah sekarang hanya sebesar Rp 4 ribu hingga 5 ribu rupiah per kilo dan kami harap harga karet ini normal lagi,” harapnya.

Hal senada dirasahkan Ujang (39), salah satu penyadap karet yang Kecamatan Kaur Selatan. Kondisi ekonomi keluarganya saat ini kian terpuruk. Ini karena terus anjloknya harga penjualan karet saat ini. Kini para petani berharapkan bagi pihak terkait bisa membantu jangan sampai harga karet ini semakin murah. “Karet ini sudah sulit disadap dan harganya pun tidak sebanding dengan kerja kita. Kita harap harga karet ini normal seperti biasanya,” harapnya. (618)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: