Potensi Gelombang Capai 4 Meter

Potensi Gelombang Capai 4 Meter

Empat Titik Jalur Evakuasi

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Kondisi cuaca ekstrem seperti badai, hujan deras dan petir yang melanda Kota Bengkulu dalam beberapa hari ini akan menjadi penanganan serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu hingga beberapa hari kedepan.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, Kukuh Ribudiyanto mengimbau, kepada seluruh masyarakat untuk waspada potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah di Bengkulu. Bahkan BMKG juga mengingatkan kepada Nelayan untuk waspada potensi gelombang tinggi yang diprediksi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di perairan Bengkulu-Enggano.

\"Kami imbau para Nelayan untuk tidak melaut karena kondisi cuaca sedang esktrem dan tidak bersahabat,\" kata Kukuh.

Ia menilai, cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Bengkulu disebabkan karena angin barat sudah masuk. Hal ini biasanya juga berpengaruh dengan gelombang tinggi. Selain itu, ia juga menilai kondisi cuaca ekstrem saat ini baru awal, karena baru di bulan Desember, kemudian di Januari secara grafik akan turun dikit dan pada Februari-Maret akan kembali tinggi.

\"Masyarakat harus waspada dan tahu lingkungannya. Artinya yang sering kena banjir, abrasi, longsor untuk cepat bertindak menyelamatkan diri ketika intensitas hujan sangat deras. Disamping itu juga selalu menjauh dari pohon dan benda-benda yang berpotensi rubuh\", tutupnya.

Terkait antisipasi, Kota Bengkulu perlu persiapan yang matang untuk menghadapi segala sesuatu yang tidak diinginkan terutama kesiapsiagaan dalam potensi bencana Tsunami di pesisir pantai. \"Cuaca saat ini sedang tidak bersahabat baik hujan, badai, petir, untuk itu kalau bukan karena ada keperluan yang sangat penting usahakan lewat daerah-daerah yang lebih aman, karena Bencana tidak bisa kita prediksi, maka kita imbau masyarakat waspada,\" kata Kepala BPBD kota, Selupati SH, kemarin (26/12).

Terkhusus di daerah Pantai akan ada 4 titik jalur evakuasi, pertama di kawasan pasir putih jalur evakuasinya menuju ke simpang empat jenggalu, kemudian di Sport Center menuju ke arah Hotel Horizon, kemudian di Belakang BIM menuju ke simpang 4 Jalan Sedap Malam, dan di kawasan Pantai Jakat menuju ke arah makam Sentot Ali Basyah. \" Kita mengimbau sama-sama waspada dan berdoa agar Kota Bengkulu tidak terjadi bencana,\" pesannya.

Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan stakeholder terkait dan akan menempatkan pos-pos penanggulangan bencana terutama di objek wisata Pantai Panjang mulai dari kawasan Pasir Putih hingga ke Pantai Jakat. Kesiapan ini untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung pada malam tahun baru. \"Mulai hari Jumat kita sudah mulai dirikan tenda sampai H+2 memasuki tahun 2019,\" ungkap Selupati.

Ketika terjadi badai apalagi disertai hujan, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk berhati-hati saat melewati pohon-pohon besar baik di kawasan pantai ataupun di daerah lainnya, karena pohon akan rawan roboh yang akhirnya bisa mengancam keselamatan masyarakat.

Seperti yang terjadi pada Selasa lalu angin kencang menyebabkan pohon cemara yang ada di Jalan Pariwisata Pantai Panjang tepatnya depan Hotel Pasir Putih tumbang.

\"Selain itu khusus yang dilingkungan rumahnya ada pohon mangga atau pohon lainnya yang cukup besar, maka kita minta untuk dikurangi beban bukan ditebang, untuk mengantisipasi ketika terjadi bad\\ai agar pohon itu tidak tumbang,\" pungkasnya.

Ratusan Nelayan di Bengkulu Berhenti Melaut

Sementara itu, ratusan nelayan di Pantai Berkas Kota Bengkulu, terpaksa berhenti melaut. Hal tersebut disebabkan oleh cuaca ekstrem yang terjadi sejak Selasa (25/12) lalu ditambah sulitnya mendapatkan ikan di tengah lautan yang kerap terjadi badai. Hanya sebagian kecil yang memaksakan diri tetap melaut meskipun tidak sampai ke tengah lautan lepas karena cuaca yang tidak bersahabat.

\"Di penghujung tahun hasil tangkapan sekali melaut mengalami penurunan drastis dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu. Saat ini hanya dua jenis ikan saja yang bisa didapat,\" kata Buyung (45) seorang nelayan di Pantai Berkas Kota Bengkulu, kemarin (26/12).

Ia menjelaskan, tangkapan nelayan hanya ikan jenis layur yang dihargai sebesar Rp 30.000 perkilogram dan ikan Tongkol yang dihargai Rp 35.000 sampai Rp 40.000 perkilogram. Hal tersebut jelas jelas mengurangi pendapatan para nelayan di Kota Bengkulu. \"Saat ini nelayan di Bengkulu hanya mampu mendapat ikan 15 sampai 20 kilogram satu kali melaut, meskipun hasil tangkapan per satu kilogram ikan hanya dihargai Rp 15.000 perkilogram, tetap saja itu tidak bisa mencukupi kebutuhan,\" ujar Buyung.

Disisi lain, harga dan hasil tangkapan yang tidak maksimal tidak sebanding dengan biaya operasional melaut karena harga bahan bakar mencapai Rp 10.000 per liter, ditambah biaya sewa kapal yang harus dibayar pada pemilik kapal. \"Per sekali melaut tidak cukup 10 liter bahan bakar tergantung jarak yang akan di tempuh ke tempat biasa menangkap ikan. Kadang hasil tangkapan hanya cukup untuk menganti operasional, mahal sering tekor,\" kata Buyung.

Setiap akhir tahun tambah Buyung, hasil tangkapan ikan di Pantai Bengkulu selalu menurun karena berbagai faktor termasuk cuaca dan paceklik. Lebih lagi, setiap menjelang akhir tahun angin di tengah laut selalu kencang dengan gelombang tinggi, meskipun hal tersebut sudah biasa untuk nelayan. \"Meskipun angin di tengah laut sangat kencang, mau hasilnya maksimal ataupun minim, saya harus melaut untuk menafkahi anak dan istri karena tidak memiliki keahlian lain,\" tutur Buyung.

Ia dan ratusan nelayan lainnya hanya bisa berharap, badai yang sering datang segera menghilang karena baru beberapa bulan nelayan menikmati hasil tangkap yang melimpah setelah paceklik panjang kembali berhenti melaut karena cuaca ekstrem. \"Kami hanya bisa berharap, semoga badai segera reda,\" tutupnya.(805/999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: