Imunisasi MR Diperpanjang
Perlu Pendekatan Khusus
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Target imunisasi measles rubella (MR) di Provinsi Bengkulu, masih jauh dari harapan. Dari target semula 95 persen, anak-anak di Provinsi mendapatkan vaksi MR itu, namun nyatanya baru sampai 86 persen. Atas belum tercapainya target itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengajukan perpanjangan waktu vaksi MR kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Perpanjangan itu sampai dengan akhir Desember mendatang.
Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, H Herwan Antoni SKM MKes MSi dasar untuk perpanjangan itu, karena di Bengkulu program imunisasi MR itu belum semuanya 95 persen. \"Kita sudah minta perpanjangan waktu sampai akhir tahun dan akhirnya disetujui oleh Kemenkes,\" terang Herwan, kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (11/11).
Dijelaskannya, hanya dua kabupaten yang telah mencapai target 95 persen pelaksanaan imunisasi MR. Kabupaten itu ialah Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Rejang Lebong. Selebihnya belum ada yang mencapai target. Bahkan satu kabupaten, yaitu Kepahinga hanya terealisasi 71,03 persen. \"Yang sudah lebih 95 persen itu, di setiap puskesmas juga belum 95 persen. Jadi belum secara keseluruhaan,\" tambahnya.
Target 95 persen itu menurut Herwan, tidak hanya dilihat dari persentase perkabupaten. Tapi juga dilihat dari realisasi di setiap puskemas. Jika belum semuanya tercapai 95 persen, artinya target itu belum terealisasi. \"Jadi nanti, setiap Puskesmas itu harus 95 persen realisasinya,\" papar Herwan.
Belum tercapainya target itu banyak faktor. Mulai dari orang tuannya yang belum mau mengizinkan anaknya di berikan imunisasi MR, yang belum mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tidak hanya itu, ada beberapa sekolah yang memang belum mau menerima program vaksin MR itu masuk ke wilayah sekolah. \"Ini juga kita butuh pendekatan khusus. Dengan melibatkan semua pihak. Agar program ini bisa diterima masyarakat,\" ujarnya.
Menurut Herwan, banyak dampak negatif yang terjadi jika anak usia 9 bulan sampai 15 tahun tidak menerima imunisasi MR. Anak-anak tersebut, bakal mudah terserang dengan penyakit. Akibatnya, tingkat kekebalan tubuh bakal terganggu. \"Kita tidak ingin, kasus penyakit itu tinggi di masyarakat,\" imbuh Herwan.
Untuk itu, Herwan meminta, waktu yang masih ada sampai akhir tahun itu bisa dimaksimalkan oleh semua masyarakat untuk ikut dalam program tersebut. Sebab, program itu juga diberikan secara gratis kepada masyarakat. \"Masih ada waktu. Silahkan untuk datang ke puskesmas, atau lewat sekolah. Karena kami yang akan jemput bola,\" tutupnya. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: