Demo Desak Jokowi Mundur Ricuh
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar aksi demo di depan DPRD Provinsi Bengkulu, kemarin (17/9). Mahasiswa yang menuntut Jokowi mundur dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia itu sempat ricuh dengan aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi tersebut.
Para mahasiswa dan polisi sempat saling dorong dan adu fisik. Bentrok yang tidak terlalu lama itu dipicu lantaran mahasiswa memaksa masuk ke dalam gedung DPRD sebagai rumah wakil rakyat. Menurut mahasiwa, mereka berhak masuk ke gedung yang dibangun dari uang rakyat itu.
\"Itu rumah kami, jadi lucu kalau wakil rakyat tidak memperbolehkan kami masuk ke rumah kami sendiri,\" ujar salah satu pendemo, Aldo dari di atas mobil pengeras suara depan gedung DPRD.
Massa memaksa masuk karena menilai dewan tidak bekerja sesuai fungsinya. Sebab, dari kebijakan presiden yang menaikkan harga BBM, menurunnya harga sawit, karet dan naiknya harga dollar serta banyaknya tenaga asing masuk ke Indonesia, lantaran wakil rakyat tidak pernah mendorng permerintah untuk menghentikan kebijakan tersebut. \"Mana dewan yang katanya vokal itu Ihsan Fajri, Suharto, Edison Simbolon,\" dalam orasinya.
Terkait banyaknya tenaga asing di Bengkulu, juga dewan yang sudah sidak ke PLTU Pulau Baai dinilai tidak ada hasilnya. \"Katanya sudah sidak, mana hasilnya,\" ungkap Aldo.
Begitupun dengan Koordinator Aksi, Auzan Dacosta menegaskan, Jokowi harus mundur dari jabatannya. Sebab, selama menjabat, masyarakat menengah ke bawah menjadi sengsara. Dampak kebijakannya tidak membuat masyarakat menjadi sejahtera. \"Kalau BBM tidak bisa turun, kalau dolar tidak turun, cuma satu jalannya, turunkan Jokowi,\" ujar Auzan.
Tidak hanya ekonomi saja yang melemah, supremasi hukum juga tidak berkeadilan. Termasuk tak stabilnya bangsa sehingga menimbulkan berbagai masalah di negara. \"Dengan kondisi seperti ini, artinya ada yang salah dari rezim ini,\" tuturnya.
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Sujono SP MSi yang menemui mahasiwa mengakui, banyak faktor yang terjadi atas dampak ekonomi saat ini. Salahnya tidak kuatnya pemerintah mengendalikan ekonomi di Indonesia. \"Memang pemerintah itu harus kuat. Kalau tidak, ya bangsa juga tidak kuat,\" papar Sujono.
Pihaknya akan tetap menyampaikan tuntutan mahasiswa ini ke DPRD Pusat. Sehingga tuntutan itu bisa ditindaklanjuti. \"Apa yang jadi tuntutan mahasiswa kita sepakat untuk kita sampaikan dengan pemerintah pusat,\" pungkasnya. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: