SOSIALISASIKA MR Dinkes Undang UNICEF
ARGA MAKMUR, Bengkulu Ekspress - Banyaknya kasus Measless Rubella (MR) di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) membuat (Dinkes) Kabupaten Bengkulu Utara mengambil langkah cepat melakukan pencegahan. Dinkes Bengkulu Utara bakal mengundang pihak UNICEF untuk membantu sosialisasi pentingnya vaksin MR. Langkah tersebut dirasa paling tepat, karena UNICEF sedang berada di Indonesia, tepatnya berada di Sumatera Barat.
Hal ini diakui Kepala Dinkes Bengkulu Utara, drg H Adi Fitridin SKM MKes melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bengkulu Utara, Ujang Ismail SKM MPh.
\"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak UNICEF, Insya Allah mereka bersedia. Namun saat ini mereka masih ada kegiatan di Sumatera Barat,\" ungkap Ujang, kemarin (4/9).
Menurut Ujang, sosialisasi MR yang dilakukan Dinkes Bengkulu Utara sudah maksimal. Hanya saja dalam realisasinya masih ditemukan hambatan yakni masih banyak anak-anak yang enggan divaksin lantaran dilarang orang tua karena vaksin MR haram. Padahal sudah ada edaran dari MUI jika vaksin MR hukumnya mubah atau diperbolehkan. Terlebih lagi banyak orang tua tidak tahu manfaat vaksin MR tersebut.
\"Semoga dengan mendatangkan UNICEF bisa lebih baik menjelaskan pentingnya vaksin MR kepada masyarakat,\" imbuh Ujang.
Selain mendatangkan UNICEF, pihak Dinkes juga rencananya akan menggelar dialog khusus bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta bersama dengan dokter spesialis asal Bengkulu Utara yakni dr Yanofandi SPA dan dr Riona SPA.
\"Kita akan laksanakan dalam waktu dekat melalui siaran radio, mudah-mudahan dengan cara ini masyarakat cepat sadar betapa pentingnya vaksin MR untuk anak-anak mereka,\" ujarnya.
Perlu diketahui, kasus Measles Rubella (MR) di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) saat ini mencapai 174 kasus suspect MR yang tersebar di beberapa titik, diantaranya di wilayah Puskesmas Dusun Curup, Puskesmas Air Lais, Puskesmas Arga Makmur, Puskesmas Air Bintunan, Puskesmas Perumnas, D4 Ketahun, dan Puskesmas Lubuk Durian.
Dengan rincian Puskesmas Dusun Curup ada 84 kasus, sedangkan Puskesmas Air Lais berjumlah 18 kasus, di Puskesmas Arga Makmur dan Puskesmas Air Bintunan ada 16 kasus, Puskesmas Perumnas ada 8 kasus serta di D4 Ketahun, dan Puskesmas Lubuk Durian berjumah 4 kasus. Suspek artinya masih akan dilakukan penelitian sampel darah yang akan diteliti di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia (RI). \"Hasil penelitian laboratorium sekitar 6 bulan,\" ungkap Ujang
Terkait masalah ini, Ujang berharap agar para orang tua bisa memahami pentingnya vaksin ini. \"Kita beruntung di daerah kita diberikan gratis sedangkan di daerah lain harus membayar mencapai Rp 800 hingga Rp 900 ribu. Makanya dengan hal ini saya minta seluruh orang tua, wali murid dan pihak sekolah menyetujui pelaksanaan vaksin ini, sebagai salah satu ikhtiar agar tidak menyebar, \" harapnya.(cw1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: