Politisi PDIP dan Demokrat Cekcok di Filipina

Politisi PDIP dan Demokrat Cekcok di Filipina

\"222445_199252_Eva_K_Sundari\"MANILA - Dua anggota DPR RI, Eva Kusumah Sundari dan Nurhayati Ali Assegaf yang tergabung dalam delegasi parlemen Indonesia di ajang Southeast Asian Parliamentarians Against Corruption (SEAPAC) di Manila, Filipina, Jumat (1/2), terlibat adu mulut.  Dua politisi beda partai itu terlibat perdebatan di depan delegasi negara lain terkait penentuan juru bicara delegasi Indonesia dalam rapat dipimpin oleh Ketua SEAPAC periode 2011-2013 asal Filipina, Edgardo J Angara. Seperti dilaporkan wartawan JPNN, Zulfasli dari Manila, percekcokan bermula ketika Wakil Ketua DPD RI La Ode Ida meminta  Eva menggantikan Hayono Isman yang sebelumnya menjadi juru bicara delegasi parlemen RI. Namun Hayono terlebih dulu meninggalkan ajang Konferensi Global Parlemen Antikorupsi (GOPAC) 2013 yang digelar di Philippine International Convention Center (PICC) itu. Agenda rapatnya adalah memilih  Ketua SEAPAC 2013-2015. Awalnya, Eva justru meminta La Ode menggantikan Hayono Isman sebagai juru bicara delegasi. \"Sebaiknya Pak Laode saja, jangan saya,\" jawab Eva singkat. Namun La Ode malah tak merespon permintaan Eva. Tapi karena pimpinan sidang sudah memerintahkan agar Indonesia menyatakan opininya, maka Eva langsung mengambil posisi sebagai juru bicara delegasi Indonesia. Untuk pertemuan SEAPAC periode 2013-2015,  Eva langsung menyebut nama Wakil Ketua DPR Pramono Anung untuk menjadi Ketua SEAPAC.  Politisi PDI Perjuangan itu sekaligus menyatakan kesiapan Indonesia sebagai menjadi tuan rumah pertemuan SEAPAC 2015. Namun usulan Eva itu digugat Nurhayati.  \"Bagaimana forum ini bisa setuju dengan Pramono Anung jadi Ketua SEAPAC, sementara yang bersangkutan tidak hadir?\" kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR itu. Nurhayati menambahkan, tidak mudah menentukan Indonesia sebagai pertemuan SEAPAC karena hal itu menyangkut anggaran. \"Itu belum bisa dipastikan karena anggarannya belum tersedia,\" tegas Nurhayati yang baru datang ke Konferensi GOPAC pada hari kedua, Jumat (1/2). Namun Edgardo J Angara yang memimpin rapat justru langsung menyetujui usulan Eva dengan menetapkan Pramono sebagai Ketua SEAPAC. Edgardo juga mengetok palu sebagai tanda persetujuan bahwa Indonesia jadi tuan rumah pertemuan dua tahun mendatang. \"Forum menyetujui usulan Indonesia,\" tegas Edgardo J Angara. Tapi sepertinya Nurhayati tak bisa menerima putusan itu. Kecewa dengan putusan rapat, Nurhayati langsung meninggalkan forum. Anggota DPD RI, Elnino Hussein Mohi yang ditemui usai pertemuan itu mengatakan, adegan tak mengenakkan itu tak akan terjadi andai Hayono Isman tidak meninggalkan konferensi GOPAC. Sebab, pada hari pertama Kamis (31/1) lalu delegasi Indonesia di bawah Hayono bisa kompak. \"Hari pertama, kita solid kok. Bahkan pada saat pembukaan oleh Presiden Filipina, kita duduk dalam satu jajaran yang sama dengan titel Delegasi Parlemen Indonesia. Bahkan dalam jamuan makan malam di KBRI, Pak Hayono Isman menegaskan bahwa di Senayan antara DPR dan DPD sering beda pendapat. Tapi kalau sudah membawa nama negara kita adalah satu,\" kata Elnino.(fas/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: