Komisi III Sidak Pembangunan

Komisi  III   Sidak  Pembangunan

\"penyelidikan\"BENGKULU, BE - Komisi III DPRD Provinsi meminta proyek pengaspalan jalan depan Islamic Center (IC)  dan Pemprov Bengkulu diperbaiki. Sebab hasilnya kurang bagus, akibat pelaksanaan dilakukan pada saat cuaca kurang bagus.  “Kami tahu, saat pengaspalan dilakukan malam hari musim hujan, sehingga  aspalnya cepat rontok,” kata Ketua Komisi III DPRD Provinsi, Suharto SE, didampingi angggota Komisi III lainnya,  Drs Anuar Rozali, Anperilizah, Aank Junaidi ST, Drs Gustianto, dan Ir Muharamin.

Dari hasil Sidak, aspal dinilai kurang padat, sehingga banyak batu-batu lepas. Jalan tersebut dikhawatirkan tidak bertahan lama, apabila tidak diperbaiki. “Memang agregatnya kasar, tapi ini terlalu kasar. Waktu pekerjaan cuacanya tidak baik, memaksaa keadaan. Sehingga kita meminta diperbaiki,” tambah Aan Junaidi ST.

Proyek yang dianggarkan sekitar Rp 1 miliar itu dianggap kurang maksimal sehingga, banyak kritik dari masyarakat yang menganggap DPRD tidak menjalankan fungsi pengawasan. “Ya kita minta perbaiki  dengan agregat yang lebih halus. Sehingga, pori-pori tidak terlalu tampak,” tegasnya.

Komisi III DPRD Provinsi mengakui banyak  menerima banyak laporan dari masyarakat, terkait proyek-proyek yang dikerjakan dengan APBD/APBN 2012 yang dinilai amburadul. Sebab itu, pihaknya diminta turun lapangan untuk melakukan kroscek, kemudian menegur pihak terkait.  “Ada beberapa proyek jalan yang anggarannya sangat besar, tetapi pekerjannya tidak sesuai.  Sebab itu kita akan turun ke lapangan melakukan pengawasan,” tegas Suharto SE.

Proyek jalan yang dilaporkan tidak bagus pekerjaannya antara lain pengaspalan di lingkungan Masjid Raya Baitul Izza, karena pekerjaannya tidak bagus. Diduga proyek itu dikerjakan pada malam hari, dan telah diguyur hujan saat usai pengaspalan.  “Sehingga aspal menjadi rontok. Tidak sesuai dengan anggaran yang digelontorkan,” tegas Suharto.

Selain itu, pihaknya juga menerima banyak laporan dari Bengkulu Tengah, Seluma, dan Kaur, terkait pembangunan jalan yang amburadul.  “Ada jalan yang longsor, dan sampai ditanami pisang. Ini memprihatinkan bagi kami,” ucapnya.

Suharto mengatakan proyek jalan yang dinilai masyarakat amburadul antara lain pengaspalan jalan provinsi Gunung Selan di Bengkulu Utara, Jalan Tebat Monok di Kepahiang, dan beberapa jalan lainnya. “Kami menjadwalkan, tanggal 22-24 Januari ini untuk melakukan Sidak ke lapangan, dalam rangka menunaikan tugas dewan yakni melakukan pengawasan,” tegasnya.

Dikatakannya, jika pekerajaan tidak sesuai,  pihaknya tidak segan-segan untuk merekomendasikan penegak hukum untuk menindaklanjuti proyek-proyek yang dibiayai dengan APBD/APBN. “Kalau bisa dikasih saran agar diperbaiki, tapi kalau tidak digubris, ya silahkan penegak hukum memprosesnya,” tegas Suharto.

Suharto tidak gentar membongkar mafia-mafia proyek yang bekerja tidak sesuai mekanismenya. Meski hal tersebut, menyebabkan dirinya sering mendapatkan teror. Ia mengaku sempat diteror  orang yang tak dikenal, setelah melakukan sidak pengaspalan jalan pariwisata beberapa  waktu lalu.  “Bukan main terornya, tapi saya tidak takut. Karena ini adalah amanah rakyat,” tegasnya. (100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: