Tangis Haru Keluarga Pecah

Tangis Haru Keluarga Pecah

Iringi Pelepasan 450 Prajurit Yonif 144/JY

TANGIS haru pecah iringi pelepasan 450 prajurit Yonif 144/Jaya Yudha Rejang Lebong di Pelabuhan Pelindo II Pulau Baai Bengkulu, yang ditugaskan di wilayah pertabatasan Indonesia-Malaysia. Air mata istri, anak dan keluarga besar tak terbendung lagi, dalam upacara pelepasan yang dilakukan di Pelabuhan Pulau Baai, kemarin (23/7).

Meskipun berat, namun demi NKRI, keputusan itu menjadi pilihaan tegas setiap anggota TNI untuk siap mengabdi kepada negara. Istri dan anak yang ditinggalkan juga harus ikhlas, demi tugas sang suami sebagai anggota TNI.  Kasdam II/Swj Brigjen TNI Syafrial dalam pesan Pangdam II/Swj Mayor Jenderal TNI AM Putranto SSos mengatakan, tugas pengamanan perbatasan ini harus dimaknai sebagai ibadah, amanah, kepercayaan, kehormatan dan kebanggaan.

Sebab, tidak semua prajurit mendapatkan kesempatan yang sama dalam menjaga perbatasan. \"Laksanakan tugas ini dengan penuh totalitas, semangat pengabdian, profesionalitas, dedikasi, disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi,\"ujar Syafrial, saat memberikan amanat dalam upacara pelepasan itu.

Dalam tugasnya, anggota TNI ini akan menjalankan tugas selama 9 hingga 1 tahun. Waktu yang panjang itu, juga diminta untuk tetap memeliharan komunikasi dan koordinasi dengan tentara Diraja Malaysia yang juga bertugas di perbatasan. \"Koordinasi juga penting untuk dilakukan, agar bisa menghindari terjadinya salah paham dan mencegah terjadinya provokasi yang merugikan kedua negara,\" tambahnya.

Dalam tugasnya di Provinsi Kalimantan Timur, prajurit TNI juga harus siap ikut mengatasi berbagai masalah di perbatasan itu. Sebab, di wilayah Kalimantan Timur itu, banyak memiliki potensi kerawanan. Seperti aktivitas kegiatan illegal seperti illegal logging, illegal minning, human trafficking, pelintas batas, pergeseran patok-patok dan kriminalitas seperti penyelundupan Narkoba dan Miras. \"Diharapkan selain mengamankan wilayah perbatasan, juga sekaligus mampu membantu mengatasi permasalahan tersebut,\" tegas Syafrial.

Setiba di lokasi perbatasan, anggota TNI ini juga dituntut untuk segara beradaptasi dan salalu waspada dalam tugas. Untuk itu, lingkungan sekitar harus dikenali. Baik itu adat, budaya serta karakter masyarakat setempat. Hal ini penting, agar mendapatkan dukungan dari masyarakat. Termasuk mampu mengimplementasikan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI.

\"Pahami tugas dan tanggung jawab perorangan, agar tidak ragu-ragu dalam bertindak. Pelihara kesehatan fisik jasmani dan tingkatkan terus kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dalam setiap pelaksanaan tugas, dengan cara memperbanyak kegiatan ibadah sesuai agama masing-masing,\" ungkapnya.

Syafrial juga mengingatkan, anggota TNI mampu menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum dan tidak terpuji. Karena setiap pelanggaran sekecil apapun, akan menjadi perhatian dan sorotan masyarakat dan dapat merusak citra TNI. \"Jangan pernah menjadi pengkhianat bangsa. Ingat, bagi personel yang tidak disiplin dan melakukan pelanggaran di daerah penugasan, akan langsung dikembalikan ke kesatuan untuk diproses dan diberikan sanksi,\" tegas Syafrial.

Tugas yang diemban saat ini, lanjut Syafrial wajib dijadikan pelajaran penting. Untuk itu harus terus diingat dan dijalankan secara serius. Keberhasilan maupun kekurangan dalam bertugas bisa jadi bahan evaluasi untuk satuan. \"Hal tersebut perlu dilakukan sebagai bentuk konsistensi dan komitmen kita untuk menjadikan Kodam II/Swj sebagai institusi yang diawaki oleh personel-personel yang sadar hukum, punya dedikasi, disiplin, memiliki loyalitas dan berani menegakkan aturan apapun resikonya. NKRI harga mati untuk terus dijaga,\" pungkasnya. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: