HONDA BANNER

Premium-Solar Diusulkan Naik Rp 500

Premium-Solar Diusulkan Naik Rp 500

Di luar skenario diusulkan BKF tersebut, muncul juga wacana menyediakan BBM jenis premix dengan angka oktan (RON) 90 kualitasnya di atas premium (RON 88) dan di bawah pertamax (RON 92). Ren­cananya, premix dijual seharga Rp 7.000 per liter. BBM jenis inilah bisa menjadi alternatif bagi pemilik mobil pribadi saat pembatasan diberlakukan.

 

Pada kesempatan berbeda, Menteri ESDM Jero Wacik mengaku belum mau memutuskan apa pun. Menurutnya, kebijakan mengenai BBM tak bisa dilakukan buru-buru. “Ada bilang kebanyakan dikaji, tapi ya memang harus begitu. Kalau tidak bisa bahaya. Kasihan nanti rakyat miskin (kalau kebijakan keliru),” ujarnya.

 

Ketika ditanya deadline, mantan Menteri Pariwisata itu lagi-lagi menghindar. Menurutnya, tenggat waktu hanya akan membuat pihaknya lebih ceroboh dan terburu-buru. “Maunya kami kan memberikan kebijakan terbaik buat rakyat. Mudah memang dikatakan. Tapi melakukannya sangat sulit. Butuh pertimbangan panjang,” tuturnya.

 

Sementara itu, Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Raden Pardede mengemukakan, subsidi BBM jumlahnya ratusan triliun rupiah sudah salah sasaran. Sebab, berdasarkan data dimilikinya, penikmat subsidi BBM adalah kendaraan dinas pemerintah sebanyak 160-170 ribu dan masyarakat pemilik 10,5 juta kendaraan pribadi. “Di luar itu masih ada pemilik 80-90 juta motor, pemilik 2,5-2,8 juta bus (pelat kuning dan hitam), serta pemilik 4,5-5 juta truk baik pelat kuning maupun pelat hitam,” kata Raden Pardede di gedung Setneg, kemarin.

 

Pardede melanjutkan, dilihat dari pengeluaran per kapita, penikmat subsidi BBM adalah 100 juta penduduk menengah yang diperkirakan memiliki mobil atau motor, dan 50 juta penduduk pengeluaran atas yang memiliki mobil sekaligus motor. Sehingga, penikmat subsidi BBM tersebut tidak lain adalah kelas menengah dan atas. Padahal, terdapat 70 juta penduduk rentan, yang kemungkinan hanya memiliki satu motor. Sisanya, yakni 29 juta penduduk masuk kategori miskin adalah pengguna kendaraan umum tidak terpengaruh langsung pada kenaikan harga BBM.

 

“Namun kenaikan harga BBM akan berpengaruh kepada penduduk kelompok rentan dan miskin, karena kenaikan tersebut juga mengakibatkan kenaikan ongkos angkutan,” katanya.

 

Berdasarkan data pada 18 Juni lalu, kata Pardede, jika dibandingkan dengan negara-negara produsen minyak lainnya, harga BBM di Indonesia memang jauh lebih murah. Dengan harga Rp 4.500/liter, Indonesia memiliki produksi minyak 982.000 barel/tahun berada di urutan ketiga termurah setelah Saudi Arabia dan Venezuela.(jpnn)

06042013112000SOLAR-NAIK

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: