HONDA BANNER
BPBD

Di Balik Senyum Lina

Di Balik Senyum Lina

Yukey Anggraini-(ist)-

Mata Ayah berkaca-kaca. "Aku tidak ingin kehilanganmu seperti kehilangan dia."  

***  

Proses pemulihan tidak instan.  Ada hari-hari di mana Lina tidak bisa bangun dari tempat tidur. Ada saat-saat di mana terapi terasa sia-sia. Tapi sekarang, ada Ibu yang membawakannya teh hangat, Rian yang menemani sesi terapi, dan Ayah yang perlahan belajar memahami.  

Di sesi terapi ke-12, dr. Anindya tersenyum. "Kamu membuat kemajuan luar biasa."  

Lina mengangguk. "Aku belajar bahwa kelemahan sebenarnya adalah menyembunyikan luka, bukan memilikinya."  

***  

Di acara talkshow kampus tentang kesehatan mental, Lina berdiri di podium dengan tangan sedikit gemetar.  

"Nama saya Lina, dan saya seorang pejuang anxiety disorder." Suara Lina jelas terdengar di ruangan sunyi. "Saya di sini untuk mengatakan: tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja."  

Ketika tepuk tangan bergemuruh, Lina melihat seorang mahasiswi di barisan belakang sedang menangis. Ia tersenyum, tahu bahwa perjalanannya yang panjang kini bisa menjadi cahaya bagi orang lain.  

Di hari ulang tahunnya yang ke-23, Lina menerima hadiah dari keluarga - seekor anjing terapi bernama Joy. Saat menggenggam tali ikatnya, ia sadar:  

Pemulihan bukan tentang menjadi sempurna. Tapi tentang belajar mencintai diri sendiri - lengkap dengan segala retakannya.(**)  

Yukey Anggraini

Penulis adalah bagian dari Klub Pengarang Bengkulu

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: