KOTA MANNA BENGKULU SELATAN, Bengkulu Ekspress– Warga yang ingin membeli daging di pasar harus berhati-hati. Pasalnya saat ini ditemukan daging yang dijual sudah busuk. Hal ini diduga daging tersebut merupakan daging bangkai.
“Kami menemukan ada daging busuk yang dijual di pasar Kutau,” kata Kapolres Bengkulu Selatan.
AKBP Rudy Purnomo SIK MH melalui Kasat Reskrim, AKP Enggarsyah Alimbalmi SIK didampingi Kanit Tipiter, Ipda Kusyadi mengatakan, ditemukannya daging busuk tersebut, Jum’at (25/5) sekitar pukul 08.30 WIB di pasar Kutau.
Penemuan itu berawal, saat petugas kesehatan hewan dinas pertanian Bengkulu Selatan mengecek daging yang dijual di pasar Kutau. Saat dicek, dari salah satu penjual daging keluar bau busuk. Selain itu, warna daging sudah menghitam. Melihat hal tersebut, pihaknya yang ikut mendampingi langsung mengamankan daging. “Daging yang kami amankan dua paha, penjual dan pemilik daging saat ini dalam pemeriksaan,” ujarnya.
El (50), pedagang daging pasar Kutau mengatakan, dirinya hanya menjualkan daging milik Be (51) warga Kelurahan Gunung Mesir, Pasar Manna. Dari pengakuan Be, daging sapi tersebut dibeli dari warga. Sedangkan pengakuan penjual daging itu bukan daging bangkai. Namun sapi disembelih terlebih dahulu.
“Saya ini hanya bertugas menjual saja, sudah laku sekitar 5 kg, saya tidak tahu kalau itu daging bangkai, sebab dibeli dari penjualnya,” ujarnya.
Adapun Ri (31), warga Dusun Geruntang, Desa Kemang Manis, Pino Raya mengaku, dirinya menjualkan sapi itu karena disuruh orang tuannya. Sehingga dirinya tidak tahu, jika sebelumnya sapi itu sudah bangkai. “Saya ini hanya mencarikan pembeli saja, pengakuan pemilik sapi, sapi itu disembelihnya,” kilah Ri.
Adapun No (37) warga Desa Pasar Pino, Pino Raya mengaku sapi tersebut miliknya. Hanya saja, dirinya membantah, jika sapi yang dijualnya itu sudah bangkai sebelum dijual. No menceritakan, sebelumnya sapinya itu dipelihara oleh kakaknya, Na (40) warga Desa Nanjungan, Pino Raya.
Kemudian Kamis (24/5) sore dirinya ditelpon kakaknya tersebut dan mengatakan, jika satu ekor sapinya diputas orang. Sebab dari mulutnya berbuih dan buah nangka didekatnya sudah bau putas. Saat ditelpon, sang kakak mengaku jika sapinya itu masih kejang-kejang.
Setelah mendengar penuturan sang kakak, No meminta kakaknya segera menyembelihnya. Setelah itu No datang ke lokasi sekitar pukul 22.00 WIB. Lalu No mencari orang yang mau membelinya. Sehingga diketahui jika Ri bersedia mencarikan pembelinya. Lalu Ri tiba dilokasi sekitar pukul 00.00 WIB Jum’at dini hari. “ Saat disembelih sapi itu masih kejang-kejang, bahkan saat saya tiba ke lokasi, banyak darahnya di sekitar lokasi penyembelihan,” ujarnya.
Hanya saja, penyebab daging sapi tersebut busuk, dirinya menduga karena disebabkan perutnya tidak segera dibuang. Padahal, disembelih waktu belum terlalu malam. Namun perutnya baru dikeluarkan lewat tengah malam. “ Kata bapak saya, kalau sapi kena putas, sejak disembelih harusnya langsung perutnya dibuang, satu jam saja tidak dibuang, daging akan segera berbau,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dirinya memastikan, jika dirinya tidak menjual daging sapi yang sudah bangkai. Hanya saja, karena sapinya itu disembelih setelah sapinya termakan racun jenis putas. Lalu usai disembelih, perutnya belum langsung dibuang, sehingga daging cepat membusuk. “ Saat perutnya dikeluarkan, langsung gas keluar, selama ini saya tidak pernah menjual daging bangkai, sehingga saya yakin daging yang saya jual itu bukan daging bangkai,” tandas No. (369)