Nilai Ekspor Bengkulu 27,57 Juta USD

Senin 07-05-2018,19:34 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, total ekspor provinsi tersebut pada Maret 2018 mengalami peningkatan sebesar 22,79 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kusumawardani MA mengungkapkan, bulan Maret lalu Bengkulu berhasil meningkatkan nilai ekspornya sebesar 22,79 persen. Hal ini tentu menjadi sinyal positif bagi Bengkulu. \"Bulan Maret lalu Bengkulu memiliki nilai ekspor yang cukup baik yakni mencapai 27,57 juta dolar AS dibanding bulan Februari yang hanya 22,45 juta dolar AS,\" ujar Dyah, kemarin (6/5).

Meningkatnya total ekspor ini didukung oleh komoditas batu bara yang tercatat melalui Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu dengan nilai 9,43 juta dolar AS. Adapun komoditas lainnya yang diekspor nelalui pelabuhan ini, yaitu bijih besi dengan nilai ekspor 0,32 juta dolar AS. \"Komoditas karet dan cangkang sawit tak terlihat perputaran transaksinya pada Maret 2018 di Pelabuhan Pulau Baai,\" imbuh Dyah.

Provinsi Bengkulu tidak hanya mengekspor lewat pelabuhan Pulau Baai, namun juga ada sebagian komoditas alam setempat yang diekspor ke berbagai negara tujuan melalui beberapa pelabuhan provinsi tetangga. \"Bengkulu juga mengekspor komoditas alam sebesar 10,56 juta dolar AS lewat Pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat yakni komoditas CPO dan karet,\" lanjut Dyah.

Bengkulu juga mengekspor komoditas karet sebesar 4,61 juta dolar AS melalui Pelabuhan Sungai Musi Boom Baru, dan di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 2,60 juta dolar AS.

\"Bengkulu mengekspor mengekspor karet, kayu olahan dan paket pos lewat Tanjung Priok, Bengkulu dan Boom Bari komoditas yang diekspor berupa karet,\" ujar Dyah.

Sementara itu, untuk nilai impor Provinsi Bengkulu pada Maret 2018 tercatat sedikit mengalami peningkatan yakni sebesar 4,22 persen atau dicatat pada angka 0,65 juta dolar AS, sementara pada Februari hanya sebesar 0,62 juta dolar AS. \"Nilai impor kita juga mengalami peningkatan tetapi hanya sedikit dengan komoditas yang diimpor berupa barang konstruksi dari Jepang, Tiongkok, Singapura dan Korea Selatan,\" terang Dyah.

Nilai yang dibukukan pada Januari masih menjadi yang tertinggi selama 2018, Bengkulu mengimpor sebesar 1,20 juta dolar AS. Kedepannya diarapkan nilai impor bisa menurun dan nilai ekspor Bengkulu bisa terus meningkat. \"Kita harapkan neraca perdagangan Bengkulu membaik dengan meningkatnya nilai ekspor beberapa komositas di Bengkulu,\" tutup Dyah.

Pakar Ekonomi, Dr Ahmad Badawi Saluy MM mengatakan, makin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar AS akan banyak menguntungkan perusahaan tambang batubara, karena 70 persen hasil tambang tersebut diekspor. \"Dengan kondisi ini ada perusahaan yang senang seperti usaha pertambangan batubara. Pasalnya 70 persen batubara di ekspor sementara biaya dalam bentuk mata uang rupiah,\" ungkap Ahmad.

Ia mengaku, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berdampak pada dunia usaha di Indonesia. Namun hal itu tidak berlaku yang komoditasnya diekspor.

\"Jadi tidak bisa digeneralisasi kalau rupiah melemah perusahaan akan menderita semua. Beberapa perusahaan malah senang. Jadi bisa dilihat seperti batubara produksinya meningkat. Apalagi harga komoditas batubara saat ini juga lagi tinggi,\" ungkap Ahmad.

Tingginya harga komoditas ekspor, cukup membantu perekonomian Indonesia. Dari sisi historis Indonesia, pada saat pertumbuhan ekonomi tinggi maka harga komoditas itu tinggi. Dengan kondisi ini, Ahmad optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya Bengkulu akan naik tahun ini. Asumsi berdasarkan harga komoditas yang sedang tinggi saat ini.

\"Kalau tahun ini pertumbuhan akan turun atau naik, saya berani nyatakan akan naik. Kenapa karena harga komoditasnya sedang tinggi,\" tutup Ahmad.(999)

Tags :
Kategori :

Terkait