Tidak hanya hiasan ruang rapat sidang yang dipenuhi semarak warna keemasan dan merah, para tamu undangan yang hadir serta seluruh Anggota DPRD Kota Bengkulu juga menggunakan pakaian adat kebesaran masyarakat Bengkulu. Peserta rapat paripurna perempuan tampak sebagian mengenakan kebaya sementara sebagian lainnya mengenakan baju adat Bengkulu dan kain songket, sedangkan laki-laki tampak mengenakan jas dilengkapi songket dan detar yang merupakan ciri khas bangsawan pada jaman raja-raja.
Sidang paripurna istimewa itu dipimpin Wakil Ketua I DPRD Kota Bengkulu Yudi Darmawansyah didamping Wakil Ketua II DPRD Kota Bengkulu Teuku Zulkarnain serta dihadiri Penjabat Walikota Bengkulu Budiman lsmaun dan Asisten III Pemda Provinsi Bengkulu Gotri Suyanto.
\"Kota Bengkulu diawali pada jaman raja-raja hingga memasuki masa penjajahan Inggris yang juga meninggalkan beberapa peninggalan sejarah berupa Benteng Marlborogh yang juga menjadi cikal bakal Kota Bengkulu disebut sebagai Bumi Puteri Gading Cempaka,\" ujarnya.
Ia pun bertutur pula soal kelahiran Kota Bengkulu yang secara resmi dicanangkan tanggal 17 Maret 1719, yang kemudian diatur melalui Peraturan Daerah Kotamadya Bengkulu Nomor 01 tahun 1991. Untuk peringatan hari jadi dilakukan setiap tanggal 17 Maret dengan motto Seiyo Sekato Kito Bangun Putri Gading Cempaka menuju Kota Semarak, Sejuk, Meriah, Aman, Rapi dan Kenangan. (ibe)