Pemprov Bengkulu Adakan Pertemuan Bahas Tindak Lanjut Polemik Nelayan Trawl Bengkulu

Selasa 06-03-2018,19:41 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Bengkulu, bengkuluekspress.com - Menindaklanjuti polemik dan ketegangan nelayan tradisional dan nelayan trawl yang terjadi belum lama ini di Bengkulu, Pemprov Bengkulu bersama Ditjen Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan mengadakan pertemuan guna membahas permasalahan tersebut. Pertemuan diadakan di ruang rapat Rafflesia Pemerintah Provinsi Bengkulu pada Selasa (6/3/2018).

Pertemuan tersebut dihadiri Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Ditjen Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja, Staf Khusus Kementerian kelautan dan Perikanan Marsekal Muda (purn) Maroef Sjamsodein, Danlanal Bengkulu, Danrem Bengkulu, Polairut, Karo Ops Polda Bengkulu, Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu serta OPD terkait.

Dalam pertemuan itu Rohidin mengatakan, di satu sisi nelayan dan alat tangkapnya (trawl, red) merupakan sumber mata pencaharian mereka. Akan tetapi keanekaragaman dan kelestarian sumber daya hayati juga harus dilindungi dari nelayan trawl.

\"Kami menghimbau nelayan untuk menggunakan alat tangkap ramah lingkungan agar bisa melestarikan keanekaragaman hayati dan laut kita,\" ujar Rohidin.

Menyikapi itu semua, agar masyarakat tenang. Apa pun usul dan aspriasi mayarakat akan kita tampung dan akan kami carikan solusinya.

\"Ini nantinya perlu pembahasan tersendiri. Pemprov dalam hal ini tetap komitmen Bengkulu bebas trawl,\" pungkas Rohidin.

Dalam pertemuan itu Ditjen Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja mengatakan, memang trawl ini bukan permasalahan baru tetapi sudah terjadi sejak 1980, hanya saja sekarang ini mulai berangsur kurang.

Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan kita, mendapat pesan dari presiden untuk tetap menjaga laut. Dan ibu Menteri memprogramkan untuk melestarikan ikan-ikan kita dilaut. Alhamdullilah stok ikan kita sudh kembali sejak kita berhasil memukul kapal-kapal asing yang mencuri ikan kita di laut.

\"Kita ketahui penggunaan kapal trawl yang ada di Bengkulu ini sebanyak 126 unit dibawah 10 GT di kota Bengkulu, 171 unit dibawah 10 GT di kabupaten Mukomuko dan ada 48 unit diatas 10 GT. Untuk itu kita akan menngganti sepenuhnya alat tangkap dibawah kapasitas kapal 10 GT nantinya, kita ajak nelayan memilih alat tangkap yang sesuai dengan kondisi dan ramah lingkungan,\" ujar Sjarief Widjaja.

Sjarief Widjaja menambahkan, nelayan tradisional nantinya tetap kami lindungi, dan kita akan membantu juga para nelayan tradisonal. Kehadiran pemerintah disini tidak hanya menegakan aturan hukum tetapi juga harus mencarikan solusi agar permasalahan ini terselesaikan.(HBN)

Tags :
Kategori :

Terkait