Asnawi Direstui Gubernur

Selasa 29-01-2013,12:45 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU,BE - Bakal calon (Balon) wakil gubernur Drs Asnawi A Lamat MSi semakin percaya diri melangkah menuju kursi yang pernah diduduki Gubernur H Junaidi Hamsyah itu. Sebagai orang dekat gubernur, Asnawi mengaku telah mendapat izin dan dukungan dari Junaidi Hamsyah, untuk mengikuti bursa pemilihan calon wakil gubernur.

Hal tersebut mempertegas anggapan publik, jika majunya Asnawi A Lamat MSi memang diinginkan oleh gubernur, yang selama ini telah bersama-sama dalam mengelola pemerintahan. \"Kalau saya tidak diizinkan oleh gubernur, saya tidak akan melangkah sejauh ini,\" kata Asnawi.

Meski telah mendapat restu dan dukungan gubernur, Asnawi masih menunggu rekomendasi dari Partai Demokrat untuk diajukan sebagai calon wagub ke DPRD Provinsi. Asnawi berharap, menjadi salah satu calon yang akan diusulkan ke DPRD Provinsi, agar bisa mendampingi gubernur menyelesaikan sisa jabatan 2010-2015. \"Ya kita tunggu (Demokrat). Kita tidak bisa mengatakan kuat tidak kuat. Tapi, kita selalu optimis,\" katanya.

Sedangkan Sekretaris DPD Demokrat Riza Nisbach mengatakan jika hingga saat ini belum ada yang direkomendasikan dari partai Demokrat untuk mengikuti bursa pemilihan wagub.  Saat ini, Demokrat masih menunggu petunjuk dari DPP Demokrat. \"Belum ada yang direkomendasikan. Kok ada yang mengatasnamakan majelis tinggi partai, itu tidak benar,\" katanya.

Seblumnya, Gubernur H Junaidi Hamsyah mengatakan belum menerima nama-nama yang akan diusulkan partai politik untuk menjadi wakil gubernur untuk sisa masa jabatan 2010-2015. Sehingga belum bisa bicara banyak mengenai calon wagub.  \"Saya belum menerima usulan nama-nama calon wakil gubernur dari partai politik baik Partai Demokrat maupun PAN,\" katanya.

Ia mengatakan prosedur penjaringan nama-nama calon wakil gubernur masih berada pada tahap partai. Sebagai Partai pengusung, Demokrat dan PAN yang berhak mengajukan calon wagub.

 

Gagal Ganti Ketua Fraksi Rencana DPD Demokrat Provinsi menggulingkan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Firdaus Djailani terancam gagal. Keputusan DPD  Demokrat mengganti struktur fraksi mendapat penolakan dari sebagian anggota fraksi Demokrat. Bahkan terkesan sebagian anggota fraksi Demokrat mengabaikan surat rekomendasi DPD Demokrat. Sedangkan surat rekomendasi DPD Demokrat mengenai pergantian Ketua Fraksi tidak diakomodir oleh unsur pimpinan.

Sekretaris DPD  Demokrat  Provinsi Ir Riza Nisbach yang juga anggota DPRD Provinsi, meminta pimpinan sidang  membaca surat dari DPD Demokrat terkait pergantian fraksi. Hal tersebut pernah dilakukan pada paripurna sebelumnya.  Namun, lagi-lagi, pimpinan dewan menolak untuk membacakan surat dari DPD Demokrat. Alasannya, surat pergantian fraksi harus disampaikan kepada fraksi terlebih dahulu.  Setelah itu, oleh Ketua Fraksi Demokrat menyampaikan surat pergantian struktur fraksi kepada pimpinan dewan.

\"Berdasarkan tatib memang begitu. Berdasarkan  tatib pasal 37 ayat 2  dan 3, bahwa struktur fraksi ditentukan  berdasarkan  musyawarah fraksi. Setelah itu, fraksi melapor kepada unsur pimpinan dewan,\" kata Ketua Badan Kehormatan (BK) H Herry Alfian AK, menjelaskan.

Sedangkan Sekretaris DPD Demokrat  Ir Riza Nisbach, menyesalkan unsur pimpinan tidak membacakan surat DPD Demokrat terkait pergantian fraksi. Padahal, ia mengatakan fraksi adalah perpanjang tangan parpol. \"Pergantian fraksi itu adalah hal yang wajar. Karena pergantian itu biasanya 2,5 tahun. Jadi ini bukan keinginan saya dan pak Edison (Ketua DPD Demokrat). Berdasarkan rapat pengurus harian terbatas (DPD Demokrat) mutlak dilakukan pergantian,\" kata Riza.

Riza mengatakan fraksi itu adalah perpanjang tanganan partai. Hal tersebut dijamin oleh Undang-Undang partai politik. \"Bukan sekedar tatib DPRD,\" katanya.

Berdasarkan AD/ART partai Demokrat, Ketua, wakil Ketua, dan sekretaris fraksi ditunjuk oleh pengurus DPD Demokrat,\" Kami sudah melakukan rapat pengursu harian,\" katanya.

Tidak diakomodirnya surat partai tersebut, Riza merasa wibawa partai tidak dihargai oleh unsur pimpinan. Sehingga, pihaknya menyatakan walk out (WO) saat sidang paripurna pandangan fraksi terkait beberapa raperda. \"Saya merasa wibawa partaitidak dihargai, sehingga saya memilih WO. Kalau saya diam ditu (Dalam) berarti wibawa partai saya jatuh. Karena kita didalam itu utusan partai,\" katanya.

Seperti diketahui, DPD Demokrat mengajukan pergantian struktur fraksi. Ketua Fraksi Firdaus Djailani digantikan oleh Sukman Nery. Pergantian fraksi ini merupakan babak baru konflik internal DPD Demokrat, setelah konflik pergantian Ketua DPD Demokrat yang dimenangkan oleh Edison Simbolon. Pengurus fraksi yang rata-rata menolak Edison Simbolon terkesan membangkang terhadap keputusan DPD. Sehingga, DPD melakukan perombakan terhadap struktur fraksi. Hanya saja Firdaus Cs mampu mempertahankan jabatannya sebagai ketua Fraksi.

Wakil Ketua II DPRD Provinsi Ahmad zakarsih mengatakan, masalah pergantian fraksi agar dibicakan terlebih dahulu diinternal fraksi Demokrat. Setelah itu, baru disampaikan kepada unsur pimpinan.  Hal senada juga didampaikan oleh wakil ketua I Emi Supiati, jika pergantian struktur fraksi Demokrat harus dibicarakan diinternal dulu. \"Baru disampaikan dalam rapat paripurna,\" katanya.

Firadus Djailani  mengatakan, tidak tahu alasan mengapa pengurus DPD Demokrat akan mengganti struktur fraksi demokrat. \"Kami tidak tahu, dimana kesalahan kami, dan apa alasannya, sehingga harus diganti,\" katanya.(100)

Tags :
Kategori :

Terkait