BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Penderita penyakit atau kelainan autis di Provinsi Bengkulu cukup mengkhawatirkan. Dari Group Komunitas Autis Bengkulu, tercatat lebih dari 300 anak menderita autis. Survivor Autisme Bengkulu, Dora Miranda mengatakan, 300 anak yang tergabung dikelompoknya itu tersebar di seluruh kabupaten/kota di Bengkulu. Rata-rata, anak-anak yang menderita autis itu dialami sejak bayi sampai ke tingkat kanak-kanak.
\"Cukup banyak di Bengkulu untuk anak autis. Ini yang sedang kita upayakan agar anak autis bisa disembuhkan,\" ujar Dora kepada Bengkulu Ekspress, usai membuka rumah Autis Nafer Brain Center NBC Bengkulu, di Jalan Seruni Kelurahan Padang Harapan Kota Bengkulu, kemarin (19/1).
Dikatakannya, anak penderita autis itu bisa disembuhkan secara total. Namun demikian, cara pengobatannya harus dilakukan secara bertahap. Baik itu dengan terapi, konseling maupun cara lain bisa dilakukan. Hingga anak tersebut sedikit demi sedikit menyadari interaksi disekelingnya.
\"Banyak cara untuk menyembuhkannya. Karena penderita autis itu bisa disembuhkan,\" tambahnya.
Dora mengakui, di rumah autisnya, metode yang ia lakukan bersama perawat pembantunya untuk menyembuhkan penyakit autis diklaim akan mampu menyembuhkan lebih dari 80 persen menjadi normal. Sebab penyembuhan yang ia lakukan dengan cara metode Applied Behaviour Analysis (ABA). Metode ini akan dilakukan dengan sistem belajar, terpadu terhadap penderita autis. Metoder ABA sendiri dikenal ampun dan dipercaya dunia, bisa menyembuhkan 80 persen penderita autis pada anak-anak.
\"Itu kenapa metode ini kami lakukan. Karena di dunia hampir 80 persen, bisa sembuh,\" terang Dora.
Terapi atau metode ABA itu nantinya akan diajarkan seperti, program kesiapan, keterampilan meniru, bahasan reseptif, ekspresfif, pre-akademisi, bina diri, sosialisasi dan kesiapan sekolah reguler. Selain menggunakan metode itu, masyarakat yang memiliki anak autis juga bisa melakukan konsultasi bersama dirinya.
\"Kami juga mempersilakan bagi siapapun untuk konsultasi terkait autis. Karena bagaimanapun kita berusaha bagimana anak autis bisa disembuhkan. Ini memang motifiasi saja, karena anak saya juga penderita autis. Tapi Alhamdulilah, sudah bisa seperti anak normal lainnya,\" pungkas Dora. (151)