Busmar; Mendidik Keluarga untuk Negara

Sabtu 29-07-2017,11:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Hari Ini Puncak Harganas XXIV di Curup

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Hari ini (29/7) menjadi puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIV Tahun 2017 yang digelar oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu di Kota Curup Kabupaten Rejang Lebong. Harganas menjadi memoment tepat untuk menyatukan dan mempererat jalinan keluarga.

Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, Busmar Edisyaf SP MM mengatakan untuk membangun karakter bangsa, memang harus dimulai dari awal yaitu lembaga bernama keluarga.

\"Apabila gagal membangun keluarga, maka sumber manusia kita juga akan ikut gagal,\" terang Busmar kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (28/7).

Dijelaskannya, wadah keluarga ini sangat penting untuk menciptakan generasi kedepan sebuah bangsa dan negara. Baik dari sisi kecerdasannya, akhlak, budi pekerti hingga prilaku sebuah keluarga tersebut. Sehingga terciptalah keluarga harmonis, berfikir maju dan tentunya hal itu akan menjadi aset negara yang tak ternilai harganya.

\"Semua itu kuncinya ada dikeluarga. Jadi tinggi bagaimana mendidik dari sebuah keluarga,\" paparnya.

Busmar menegaskan untuk menjadi keluarga harapan bangsa itu dimulai dari ketahanan keluarga. Ada 8 fungsi ketahanan disebuah keluarga, mulai fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi serta fungsi pembinaan lingkungan.

\"Sedini fungsi ketahanan keluarga ini harus ditanamkan. Seperti agama, ketika fungsi agama mengalir dalam diri anak, maka anak akan baik dari sisi agama. Termasuk lingkungan yang baik, juga harus menjadi perhatian penting dalam melakukan pembinaan,\" tambah Busmar.

Untuk melakukan upaya keluarga berketahanan itu, ada langkah juga yang harus dilakukan. Mulai dari keluarga berkumpul, keluarga berinteraksi, keluarga berdaya serta keluarga peduli dan berbagi. Dengan demikian, keluarga akan semakin terarah.

\"Dalam keluagar berkumpul, minimal bisa kumpul satu kalau dalam satu hari. Moment yang tepat itu saat makan malam. Jadi disitu kita bisa menasehati anak, mendidik anak, hingga menceritakan semua apa yang telah dilakukan oleh anak. Ini sangat penting dilakukan, dengan demikian keluarga akan semakin terbuka dan harmonis,\" terangnya.

Dimomentum Harganas sendiri, nantinya masyarakat dapat mengetahui secara luas bahwa pentingnya sebuah keluarga. Karena selama ini, Busmar mengatakan masyarakat hanya tau hari ibu, hari ulang tahun maupun hari besar lainnya. Tapi sendikit mengetahui bahwa hari keluarga itu juga ada. \"Hari keluarga ini sangat penting. Minimal bisa memberikan penyadaran bahwa ada

Bengkulu Peringkat 6 Pernikahan Dini

Jika tidak mampu untuk membimbing keluarga maka tentunya akan berefek buruk pada sebuah keluarga itu sendiri. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016, Provinsi Bengkulu masuk urutan ke-6 peringkat tertinggi pernikahan dini.

Dimana untuk pernikahan diatas 15 tahun sampai 19 tahun dengan perbandingan 45/1.000 orang. Kemudian untuk perkawinan kurang dari 18 tahun ada 29,96 persen tahun 2015 dan 27,52 persen tahun 2016. Hamil Umur 16 tahun, pada tahun 2016 ada sebanyak 16,47 persen, tahun 2015 sebanyak 4,74 persen. Hamil umur kurang 16 ada sebanyak 8,56 persen tahun 2015 dan tahun 2016 sebanyak 9,45 persen. Sementara pada umur 17 tahun sampai 18 tahun, pada tahun 2015 ada sebanyak 19 persen dan tahun 2016 masih diangka 18,07 persen. \"Ini menjadi catatan penting bagi kita, untuk menjaga sebuah keluarga,\" papar Busmar.

Sementara jika dilihat dari data Statistik tauhn 2017 ini, angka kemiskinan Bengkulu masih cukup tinggi, yaitu diangka 17,03 persen. Dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), juga menunjukaan angka cukup tinggi yaitu 68,59 persen.

\"Untuk menuntaskan ini dibutuhkan peran kita semua,\" tuturnya.

BKKBN Provinsi Bengkulu, sendiri terus melakukan upaya pencegahaan hingga pendampingan dalam mengetaskan angka kemiskinan serta angka pertumbuhaan penduduk. Peran BKKBN sendiri ada tiga hal, kependudukan dalam upaya pengendalian jumlah penduduk, kemudian program Keluarga Berencana (KB) dan pendampingan keluarga. \"Tapi upaya ini tidak cukup hanya BKKBN, tapi semua pihak harus ikut terlibat. Sehingga permasalahan ketertinggalan dan angka kemiskinan dapat sama-sama kita atasi,\" pungkas Busmar. (151)

Tags :
Kategori :

Terkait