BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Hasil penggeledahan sekrertariat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bengkulu, beberapa hari lalu. Penyidik Tindak Pidana Korupsi (tipikor) Reskrimsus Polda Bengkulu, menemukan barang bukti lain. Temuan ini memperkuat dugaan penyelewengan anggaran ditubuh organisasi itu. Penyidik menemukan beberapa kuitansi menceruigakan yang sebelumnya belum disita.
\"Ini menjadi salah satu temuan terbaru kita. Dari kwitansi inilah nantinya kita kembangkan lagi kasus ini,\'\' terang Direktur Reskrimsus Polda Bengkulu Kombes Pol Drs Herman MM melalui Kasubdit Tipikor Reskrimsus AKBP Andi Arisandi SIK pada Bengkulu Ekspress kemarin (25/7).
Penyidik bakal memanggil dan memeriksa beberapa orang saksi lagi. Untuk meminta kejelasan mengenai kuitansi tersebut.
\'\'Setiap pengurus KONI baik yang lama dan baru bahkan tidak menutup kemungkinan Ketua KONI yang lama dan baru akan kita panggil lagi untuk kembali diperiksa,\" ucapnya.
Andi Arisandi menjelaskan, kasus ini sudah semakin mengerucut siapa saja calon tersangka yang terlibat dalam tipikornya. Hanya saja untuk menetukan siapa saja tersangka yang bakal ditetapkan dalam perkara ini masih menunggu hasil Perhitungan Kerugian Negera (PKN) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Bengkulu nantinya.
Ditambahkannya, kasus ini dipastikan menyerat banyak tersangka.
\'\'Nama-namanya sudah kita kantongi tinggal menunggu waktu yang tepat saja untuk mengumumkannya atau menetapkannya sebagai tersangka,\" tutupnya.
Kasus KONI Provinsi Bengkulu ini sudah ditangani Polda Bengkulu sejak 2016. Berdasarkan hasil penyidikan tim penyidik tindak pidana korupsi Reskrimsus yang terjadi pada 2015. Penyimpangan keuangan yang dilakukandiduga menimbulkan kerugian negara sekitar Rp 1,4 miliar dari total anggaran Rp 5,4 miliar. Dugaan korupsi itu, berupa mark up dana hibah dalam beberapa kegiatan, seperti mark up harga pembelian beberapa barang. (529)