Diknas Warning Sekolah Tak Lakukan Kekerasan

Selasa 18-07-2017,16:30 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BINTUHAN, Bengkulu Ekspress- Kekerasan kerap terjadi dalam masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). Oleh sebab itu Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Kaur, memberikan “warning” kepada sekolah agar tidak menggunakan kekerasan dan hal-hal yang bisa melecehkan para siswa. Sebab pelaksanaan PLS ini sudah ada prosedurnya yang dapat diterapkan pihak sekolah, dan tidak boleh melakukan aksi kekerasan.

“Guru dan para siswa senior untuk berhati-hati dalam masa PLS, tidak ada perpeloncoan juga tindakan kekerasan lainnya,” kata Kepala Dispendik Kaur Three Marnope MTPd, saat melalukan Sidak di beberapa sekolah SD dan SMP Kaur, kemarin (17/7). Dikatakannya, ia khawatir kekerasan yang diterima murid mengakibat ketakutan dan membuat sikap trauma serta enggan ke sekolah. Untuk itu pihak sekolah harus kreatif dalam meramu setiap kegiatan. Juga dalam PLS ini senior dilarang terlibat dan juga pihak sekolah juga dilarang mewajibkan siswa baru untuk memakai atribut, seperti tas karung, tas belanja plastik dan sejenisnya. Sebab jika melanggar peraturan yang ada pihaknya akan menindak tegas bahkan akan dikeluarkan dari sekolah.

“Kita tidak akan segan-segan menindak tegas sekolah-sekolah yang melakukan tindakan kekerasan dalam pelaksanaan PLS ini,” tegasnya Lanjutnya, kekerasan bukanlah budaya dan tak boleh terjadi di dunia pendidikan. Karena, kegiatan itu justru akan merugikan siswa yang menjadi objek kekerasan maupun si pelakunya. Ia juga sudah menghimbau kepada peserta PLS agar tidak mematuhi keinginan para seniornya jika berbau kekerasan.

\"Kalau ada yang nyuruh push up sampai perpuluh-puluh kali jangan diikuti, dan jika ada kekerasan segera lapor ke kepala sekolah masing-masing,” tegasnya. Ditambahkan Three, pada pelaksanaan PLS mungkin ada saja peserta yang melakukan kesalahan. Misalnya, datang tidak tepat waktu. Namun, hukuman yang diberikan tidak boleh dalam bentuk kekerasan fisik. Tapi kalau sebatas disuruh bernyanyi masih dianggap wajar. Sebab pada dasarnya, PLS itu dilakukan untuk memperkenalkan peserta didik baru pada sekolah barunya.

“Kegiatan ini, siswa diajak mematuhi aturan, berdisiplin dan terdorong menunjukkan kreatifitasnya. Kita minta kepada guru untuk selalu mengawasi para siswannya,” pungkasnya.(618)

Tags :
Kategori :

Terkait