DLH Segera Terjunkan Tim Telusuri Dugaan Pencemaran Limbah Batu Bara

Rabu 05-07-2017,16:54 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

TABA PENANJUNG, Bengkulu Ekspress - Dugaan pembuangan limbah batu bara yang dilakukan oleh PT Bara Mega Quantum (BMQ) ke aliran Sungai Susup di wilayah Kecamatan Taba Penanjung mendapat sorotan serius dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng).

Meskipun belum mengetahui secara jelas terkait aktivitas yang dilakukan oleh PT BMQ, DLH akan menerjunkan tim survei untuk menelusuri dugaan pencemaran lingkungan tersebut.

\"Dalam waktu dekat kita akan melakukan survei. Yang jelas, kita akan bentuk tim dulu,\" ungkap Kabid Penaatan Lingkungan DLH Kabupaten Benteng, M Yudi kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (4/7).

Yudi menjelaskan, belum adanya data pasti terkait dugaan pencemaran membuat pihaknya tidak bisa mengambil tindakan tegas. Jika memang nantinya pihaknya menemukan indikasi pencemaran, Yudi memastikan bahwa pihaknya melakukan tindakan tegas dan melaporkan hal itu ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu selaku pihak yang mengurus perizinan tambang saat ini.

\"Jika memang melakukan pelanggaran, kami akan membuat berita acara hasil pemeriksaan dan melaporkannya secara berjenjang. Dimulai dari Kepala DLH Kabupaten Benteng hingga pemerintah provinsi. Yang jelas, kita akan berikan teguran secara tertulis,\" imbuh Yudi.

Menurut Yudi, pihaknya tidak akan menghambat pihak asing ataupun investor lokal untuk melakukan aktivitas pertambangan. Baik berupa galian C ataupun aktivitas pertambangan batu bara.

\"Dalam pengambilan kekayaan alam di Kabupaten Benteng, setiap investor harus menaati aturan, salah satunya adalah menjaga kelestarian lingkungan,\" pungkasnya.

Warga Gatal-gatal Sementara itu, warga Desa Surau, Kecamatan Taba Penanjung, Asmara mengaku bahwa dugaan pencemaran lingkungan sudah mulai terasa sejak beberapa tahun lalu. Buktinya, Sungai Air Susup yang sebelumnya sangat jernih dan bersih, saat ini sudah mulai ternoda dan bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit warga yang menggunakannya.

\"Selama ini, masyarakat sering menggunakan air Sungai Susup berbagai kepentingan, seperti mandi, cuci dan kakus (MCK). Saat ini, warga tak lagi berani menggunakan air sungai karena akan menyebabkan gatal-gatal,\" ungkapnya. (135)

 
Tags :
Kategori :

Terkait