Hiburan Wayang Kulit, Ki Manteb Sudharsono, Dalam Rangka Hardiknas di Kampus IV UMB

Selasa 02-05-2017,09:30 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

Pandhawa Memberikan Nilai Luhur dan Pesan Moral

Hiburan Wayang Kulit Jamus Kalimosodo, memukau ribuan penonton. Kisah para Pandawa untuk menegakkan kebenaran, yang terus dihalangi oleh para Kurawa, memberikan nilai-nilai luhur dan pesan moral kepada penonton.

Erick Vonicker, Kota Bengkulu

SEMPAT diguyur hujan cukup deras, tidak menyurutkan ribuan warga Bengkulu, untuk menyaksikan aksi dalang kondang Ki Manteb Sudharsono, ketika melaksanakan pagelaran seni Wayang Kulit semalam suntuk di Kampus IV Unversitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Minggu malam (30/4).

Rangkaian pagelaran Seni Wayang Kulit yang dimulai sejak Minggu malam (30/4) pukul 19.30 WIB hingga Senin dini hari (1/5), dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Ki Manteb membawakan lakon Jamus Kalimosodo yang menceritakan perjalanan para Pandhawa untuk menegakan kebenaran, terus dihalangi oleh para Kurawa.

Perselisihan antara Pandhawa dan Kurawa disebabkan ulah dua orang dilingkungan Pendawa, yaitu Prabu Kresna dan Semar. Oleh karena itu, melenyapkan Semar dan Kresna menjadi target utama Resi Lomana.

Namun karena Pandhawa memiliki pegangan Jamus Kalimasada (kalimat Syahadat) dan berpijak pada tatanan apik sebagaimana Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 dimiliki Indonesia, niat jahat Resi Lomana yang sejatinya penjelmaan Batara Kala tidak bisa terwujud. Adapun Anoman diberi wejangan Semar agar bersabar dan melanjutkan darma baktinya di dunia. Begitulah kisah sarat makna yang memukau penonton itu.

Pagelaran wayang sendiri dimulai sekira pukul 21.00 WIB, diawali dengan penyerahan secara simbolis sebuah Wayang Kulit dari Rektor UMB Dr H Ahmad Dasan SH MA kepada dalang Ki Manteb Sudharsono, menandakan dimulainya pagelaran.

Wakil Gubernur Bengkulu Dr drh H Rohidin Mersyah MMA, Ketua DPRD Kota Bengkulu Erna Sari Dewi, Mantan Kapolda Bengkulu Irjend Drs M Ghufron MM, Direktur BEMG Sukatno MSi, Pengurus DPD Kota Bengkulu, Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta, serta warga Bengkulu pecinta wayang kulit tak mau ketinggalan menyaksikan aksi Ki Manteb,

Dr H Yanto sebagai Ketua Umum Paguyuban Masyarakat Jawa Bengkulu (PMJB), menyampaikan terma kasih banyak kepada Rektor UMB yang senantiasa telah melibatkan PMJB dalam pelaksanaan kesenian Wayang Kulit di Kota Bengkulu. \"Kami bangga dengan Rektor, karena beliau memiliki banyak inovasi untuk menyatukan masyarakat Bengkulu,\" sampaiannya.

Dengan diadakannya kegiatan ini, Yanto berharap kedepannya dapat menandatangani nota kesepahaman atau MoU dalam melestarikan seni dan budaya Indonesia yang ada di Bengkulu. Karena dipastikan banyak pakar da masyarakat terutama dari Jawa yang siap mendukung.

\"Karena pelestarian budaya sangatlah kita harapkan guna melestarikannya kepada anak cucu kita,\" ucapnya.

Sementara, Wagub Bengkulu Dr drh H Rohidin Mersyah MMA merasa bangga karena dinobatkan sebagai bagian masyarakat Jawa di Provinsi Bengkulu. \"Etnis Jawa merupakan etnis yang terbesar di Indonesia dan siapa yang tidak bangga menjadi bagian darinya,\" ucap Wagub.

Ditambahkan Wagub, dirinya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas pagelaran seni Wayang Kulit yang diadakan di Bengkulu. Apalagi setiap pagelaran Wayang Kulit, tidak hanya menampilkan hiburan, tetapi pagelaran Wayang Kulit dengan lakon yang sarat kesakralan dengan nilai-nilai keagamaan yang sangat kental. \"Banyak yang bisa kita petik dari apa yang setiap ditampilkan dalam kesenian Wayang Kulit,\" sampaiannya.

Selain itu, Wagub juga mengatakan bahwa semua masyarakat yang ada di Bengkulu, apapun suku atau etnisnya semuanya adalah Indonesia. Sehingga semua harus menjunjung persaudaraan satu sama lainnya dan jangan sampai terpecah belah hanya karena berbeda suku atau etnis. \"Apapun dan siapapun kita, jika sudah berada di Bengkulu, kita adalah bersaudara,\" ujarnya.

Sedangkan, Rektor UMB Dr H Ahmad Dasan SH MA, mengatakan bahwa pagelaran Wayang Kulit yang diadakan merupakan salah satu ungkapan rasa syukur dan untuk membantu masyarakat di Kota Bengkulu akan kerinduannya dengan kegaiatan Wayang Kulit. \"Untuk itulah kita melaksanakannya,\" jelasnya.

Selain itu, kegaitan pagelaran yang diadakan oleh pihaknya (UMB), merupakan salah satu upaya dari pihaknya untuk bisa meningkatkan dan menghidupkan seni budaya yag ada di Bengkulu, karena selain pagelaran Wayang Kulit, juga dilasakankan pagelaran seni budaya yang lainnya.

\"Sebelumnya kita melaksanakan pagelaran Seni dan Budaya tingkat pelajar, pagelaran Reok Ponorogo, Barongsai, Semalam di Ranah Minang dan terakhir Wayang Kulit,\" ucapnya.

Sebelumnya, banyak masyarakat Bengkulu yang mengeluh dengan sudah sangat jarangnya akan kegiatan pagelaran seni dan budaya. Banyak yang selama ini telah berlatih, namun mereka tidak ada tempat atau arena untuk melakukan pementasan seni dan Budaya. \"Untuk itu, mulai tahun ini kita akan memanaskan kembali Seni dan Budaya di Bengkulu agar bangkit kembali,\" janjinya.

Sementara, Sudarmono bersama keluarganya, warga Bengkulu Tengah yang sengaja datang ke Bengkulu untuk menyaksikan pagelaran Wayang Kulit di UMB. Hal ini dikarenakan dirinya sudah sangat jarang sekali menyaksikan pagelaran Wayang Kulit secara langsung bersama keluarganya. \"Mumpung ada pagelaran dan dalangnya orang terkenal, jadi kami sengaja datang ke sini,\" ucapnya.

Diadakannya pagelaran Wayang Kulit ini, Sudarmono, sangat berharap agar bisa sering dilaksanakan dan bukan hanya di Bengkulu tetapi di Kabupaten seperti Benteng, walaupun Bengkulu bukanlah seluruhnya orang Jawa, tetapi apa yang diakatan Wagub jika kita ini adalah Indonesia. \"Pastinya kami berhaap sekali jika kegiatan ini sering-sering diadakan,\" harapannya.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait