Surya Paloh Ketum, Rio Diplot Sekjen

Selasa 22-01-2013,17:06 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Harry Tanoe Pilih Hengkang JAKARTA, BE - Baru ditetapkan sebagai partai peserta Pemilu 2014, Partai NasDem langsung dilanda perpecahan. Ini setelah Harry Tanoesudibjo telah resmi keluar dari Partai NasDem. Pengusaha yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem itu menyerahkan surat pengunduran dirinya.

\"Saya tadi baru dari Gondangdia (kantor Partai NasDem) dan menyampaikan surat penggunduran diri saya. Jadi mulai hari ini (kemarin) saya bukan lagi anggota partai,\" kata Harry dalam jumpa pers di HT Foundation, Jalan Diponegoro Nomor 29, Jakarta Pusat, Senin (21/1).

Harry menjelaskan, keputusannya untuk mundur diambil dengan berat hati. Pasalnya, ia telah ikut membangun Partai NasDem sejak tahun 2009 hingga akhirnya lolos sebagai peserta pemilu 2014. Menurutnya, secara organisasi dirinya sudah tidak sepaham lagi dengan Ketua Majelis Nasional Partai Nasdem, Surya Paloh.

Ketidakcocokan yang ia maksud terkait rencana perombakan pengurus partai yang dinyatakan lolos sebagai peserta pemilu 2014 itu. \"Selama ini kader Partai NasDem banyak kalangan muda, 70 persen pengurus juga kader muda dan saya ingin terus seperti itu. Namun Pak Surya ingin ada perubahan dan beliau ingin jadi ketua umum,\" kata Harry.

Harry mengatakan, salah satu alasan dia terjun ke dalam dunia politik untuk membuka jalan bagi kaum muda dalam membuat perubahan. Karena itu ia menolak perombakan pengurus Partai NasDem yang banyak diisi oleh kaum muda. Ia menambahkan, keberhasilan NasDem sebagai satu-satunya partai pendatang baru di pemilu 2014 juga tidak lepas dari peran para pengurus saat ini. Para pengurus yang kebanyakan dari golongan muda dinilai telah bekerja sangat baik dalam membangun infrastruktur partai NasDem.

\"NasDem dalam proses verifikasi (peserta pemilu) adalah yang paling tertib sehingga menjadi yang pertama lolos, itu karena pengurusnya muda,\" ujar pemilik perusahaan media MNC Group itu.

Harry tidak menampik adanya konflik internal di dalam tubuh Partai Nasdem.  Menurutnya, sebuah kesalahan besar jika ada manuver politik di dalam internal partai. \"Kalau partai sudah berpolitik di dalam sudah tidak benar, buat saya kita harus berpolitik diluar,\" tegasnya.

Lebih lanjut, Harry mengaku tetap menjaga hubungan baiknya dengan Surya Paloh meski saling berbeda pendapat. Menurutnya, perbedaan pendapat mengenai partai bukan alasan untuk memutus tali silaturahmi dengan Paloh. \"Kami tidak ada konflik tadi juga masih sempat ngobrol-ngobrol panjang. Tapi pandangan mengenai organisasi kami berbeda, itu saja,\" ungkap Harry.

Tepis Niat Jadi Cawapres Hary Tanoesudibjo juga menepis kabar keluar dari Partai Nasdem karena dirinya tak diberi jaminan oleh Surya Paloh untuk bisa maju sebagai calon wakil presiden pada Pilpres mendatang. \"Saya tidak pernah menyatakan mencalonkan diri jadi Wapres. Itu kata orang lain,\" tambahnya.

Dia juga membantah pengunduran diri terkait isu pengambilalihan Metro TV.  Hary katakan secara pribadi dirinya berkawan dengan Surya Paloh. Tapi secara politik punya visi yang berbeda. Dan inilah jadi pertimbangan untuk hengkang dari partai Nasdem. Menurut Hary, Surya Paloh sedih saat dirinya menyampaikan mundur dari dari partai Nasdem.

\"Pak Surya sedih saya pergi. Saya juga sedih meninggalkan Nasdem. Tapi ini adalah pilihan terbaik antara saya dan Surya,\" akunya. Meski sudah keluar dari Nasdem, Hary memastikan tak menutup kemungkinan tetap menjalin bisnis dengan Surya Paloh. Bisnis dan politik adalah hal yang berbeda.

\"Politik itu idealisme sementara bisnis adalah komersial. Bisnis kan kalau penjual dan pembeli sepakat, jadi bisnis. Tapi tidak meski berpolitik. Jadi saya bisa saja berbisnis dengan Pak Surya,\" tutup Hary.

Selian itu Hary mengaku tetap memiliki idealisme untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa ini. Untuk melakukan itu, dia punya tiga opsi setelah resmi mundur dari Partai Nasdem.

Pertama melalui organisasi kemasyarakatan. Kedua membuat partai baru. Tapi kalau membuat partai baru, tidak mungkin bisa ikut Pemilu 2014.

\"Ketiga, gabung dengan partai lain. Pilihan mana yang akan dipilih, belum bisa kami sampaikan. Nanti kalau sudah diputuskan kami menggelar jumpa pers,\" katanya.

Hary Tanoe tak menampik bahwa sudah ada partai yang menghubunginya agar bergabung. \"Tapi sekarang posisinya fokus dulu dalam pengunduran ini,\" katanya lagi.

Kalaupun bergabung dengan partai, dia memilih partai yang punya visi membangun bangsa Indonesia. \"Kita tahu bangsa ini banyak masalah,\" jelasnya.

Kabarnya ada pendekatan dengan Golkar? \"Teman saya banyak juga (di Golkar). Dekat sebagai kawan, tapi belum tentu ideologi politik sama,\" ungkapnya seraya menjawab pertanyaan bahwa dia sampai saat ini belum berkomunikasi dengan pendiri Gerindra Prabowo Subianto. 3 Pengurus Ikut Mundur Setidaknya, ada tiga pengurus lain yang mundur, yakni Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Wakil Sekretaris Jenderal Saiful Haq, dan Ketua Internal DPP Partai Nasdem Endang Tirtana.

\"Saya bersama dengan Saudara Saiful Haq, Wakil Sekjen Nasdem, dan Ketua Internal DPP Partai Nasdem Endang Tirtana juga sudah menyatakan mundur,\" ujar Rofiq.

Rofiq berada dalam satu meja bersama Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem, Hary Tanoesudibjo, dalam jumpa pers pengunduran diri dari Partai Nasdem.

Dia menyadari, parpol baru itu lahir dan berubah menjadi satu-satunya parpol yang begitu fenomenal berkat kerja sama DPP, kader di provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan. \"Kami punya kesamaan dan ini jadi success story,\" jelasnya.

Menurutnya, Partai Nasdem dibangun dengan sistem, dan dengan sistem itu maka parpol akan sehat tak terpengaruh kekuatan manapun. Ketika Nasdem dijalankan dengan baik sampai hari ini, maka muncul sebagai satu-satunya parpol baru dalam peserta pemilu.

\"Pasti ada perbedaan pandangan dan dinamika. Tapi kami yakin dinamika dan potensi itu baik. Dan kalau tak dikelola baik maka parpol ini akan terus menerus bermasalah di dalam,\" jelasnya.

Dia dan rekan-rekannya yang memutuskan mundur dari Partai Nasdem, tidak ingin jadi bagian dari konflik itu. \"Maka kami mengalah. Sikap inilah yang kami ambil, kami keluar dari parpol dengan sebuah prinsip dan keyakinan,\" ucapnya.

\"Kami pergi bukan karena figur tertentu, kami pergi karena tidak ada lagi kesesuaian hati di antara kami semua,\" tambah dia. Sesungguhnya, lanjut dia, apapun harus dibangun dengan sistem. \"Namun, akhir-akhir ini kami tak dapatkan itu. Tak ada sesuatu yang sesuai mekanisme dengan baik,\" tegasnya.

Duet Surya Paloh dan Rio Sementara itu Kongres Partai Nasional Demokrat (NasDem) pada 25-26 Januari 2012 mendatang jelas mengagendakan pengukuhan Surya Paloh menjadi Ketum NasDem. Internal Partai NasDem bergejolak. Satu-satunya parpol baru yang lolos ke Pemilu 2014 ini menjalani ujian perdananya.

\"NasDem didirikan dan dirancang secara sadar untuk melakukan perubahan oleh Surya Paloh. Dalam konteks itu muncul kesadaran bahwa pada saatnya Surya Paloh yang memimpin Nasdem bersama-sama dengan Rio Capella,\" kata Ketua Bappilu Partai NasDem Ferry Mursyidan Baldan, Senin (21/1).

Patrice Rio Capella saat ini adalah Ketua Umum Partai NasDem aktif. Rio berulang kali menyatakan legowo posisinya diambil alih Surya Paloh. Sejumlah sumber mengatakan di kabinet Paloh nanti Rio akan diangkat menjadi Sekjen Partai NasDem. Sekjen Partai NasDem saat ini diduduki oleh Ahmad Rofiq, yang diisukan akan mundur dari NasDem bersama Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Hary Tanoesoedibjo.

Sebagai salah satu pendiri Partai NasDem, Ferry pun melihat dinamika internal Partai NasDem lumayan kencang. Hal ini dianggapnya sebagai ujian pertama partainya sebelum berlaga di Pemilu 2014.

\"Makanya tidak muncul faksionalisasi dalam konteks strategi untuk menghadapi Pemilu 2014. Karenanya Nasdem sadar bahwa ujian mulai menghampiri, ini semua menyangkut juga soal-soal kesiapan dalam kontestasi Politik 2014,\" ungkap Ferry.

Menjelang Kongres, internal Partai NasDem memang bergejolak hebat. Gejolak ini terkait penolakan di internal NasDem terhadap rencana Surya Paloh menjadi Ketua Umum Partai NasDem.

Wakil Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Sugeng Suparwoto menegaskan pada kongres Partai NasDem mendatang, Surya Paloh akan dikukuhkan menjadi Ketum Partai NasDem. Sejumlah DPW NasDem yang menolak dianggap dinamika politik yang wajar menjelang kongres.

Sempat Cegah Di bagian lain Ketua Umum DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Patrice Rio Capela mengaku merasa kehilangan atas keputusan Ketua Dewan Pakar Harry Tanoesudibjo beserta tiga orang pengurus Partai NasDem yang memilih untuk mengundurkan diri dari partai itu. \"Ya kita pasti merasa kehilangan,\" ucap Rio pada JPNN, Senin malam (21/1).

Rio bahkan sempat meminta HT beserta tiga pengurus NasDem untuk mengurungkan niatnya. Tapi apa daya keputusan mereka telah bulat, yaitu memilih untuk keluar dari NasDem.

Meski begitu, Rio tetap menghargai apapun keputusan yang telah mereka ambil. \"Kita hargai keputusan yang diambil HT dan kawan-kawan,\"pungkas Rio.(jpnn/net)

Tags :
Kategori :

Terkait