Kapolres Jemput Ibu Stroke dan Anak Lumpuh

Kamis 16-02-2017,10:20 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Setelah mengetahui adanya ibu stroke dan anaknya lumpuh dari koran Bengkulu Ekspress (BE) edisi Senin (13/2), membuat Kapolres Bengkulu, AKBP Ardian Indra Nurinta SIK tergugah.

Ia pun menjemput Mahidahtul Aini (40) dan anaknya Gistan Aldo (7) warga RT 10 RW 4 Kelurahan Padang Jati tersebut dan langsung membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu, kemarin (15/2).

Meski dalam kondisi terbaring lemah, senyum sumringah pun terpancar dari wajah Mahidahtul Aini dan anak bungsunya Gistan Aldo ketika melihat rombongan Kapolres tiba di kontrakannnya sekitar pukul 09.00 WIB, kemarin. Senyum tersebut bukan tanpa alasan, sebab harapannya untuk mendapatkan perawatan yang layak di rumah sakit akan terwujud setelah hampir selama 7 bulan hanya mampu terbaring dilantai yang beralaskan karpet plastik.

Sebelumnya, Mahidahtul Aini yang terserang penyakit stroke dan Gistan Aldo yang tidak bisa berjalan sejak kecil hanya mampu berobat di dukun. Sebab, keluarga kecil tersebut tidak punya biaya untuk berobat ke dokter.

Selain membawa ibu dan anak tersebut ke RSUD Kota, Kapolres juga memberikan bantuan logistik untuk keluarga tersebut. Terlihat 4 orang anggota Polres Bengkulu memikul 4 karung beras dan kebutuhan makan lainnya.

\"Berarti selama ini tidak pernah dibawa ke dokter ya? Kita sudah merdeka selama ini, tapi kok masih ada yang tidak bisa berobat,\" tanya Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta SIK kepada suami Mahidahtul Aini, Edi Candra.

Edi Candra yang sehari-hari bekerja sebagai penjual pentol bakso ini mengatakan bahwa sejak sakit, istrinya tidak pernah dibawa berobat ke dokter. Selama ini pengobatan istrinya hanya mampu dilakukan ke dukun. Sementara untuk anak bungsunya ia sudah pasrah karena sudah sakit sejak kecil.

\"Belum pernah ke dokter. Hanya ke dukun saja paling di urut,\" ujarnya sambil menghela nafas.

Tak hanya itu, penderitaan keluarga tersebut ditambah lagi setelah sang istri sakit, Edi terpaksa tidak bisa berjualan seperti biasanya. Sebab, ia harus menjaga dan merawat istri dan anaknya.

Ia baru bisa pergi berjualan setelah Putri pertamanya yang sekolah di SMPN 2 Kota Bengkulu pulang dari sekolah. Mereka kemudian secara bergantian mereawat ibunya. Secara otomatis, dengan tidak maksimalnya Edi berjualan, maka pendapatan keluarga tersebut berkurang.

\"Kalau untuk makan sehari-hari kadang dibantu tetangga. Ini kontrakan saja sudah menunggak empat bulan,\" ujarnya.

Setelah berada sekitar 30 menit di rumah Edi, anggota Polres membawa Mahidahtul Aini dengan ditandu ke mobil ambulance, sementara Aldo digendong oleh ayahnya.

Setibanya di RSUD Kota Bengkulu, dokter jaga di ruang IGD pun langsung memeriksa ibu dan anak tersebut. Edi mengucapkan ribuan terima kasih kepada Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta SIK yang telah peduli dan mau membantu proses pengobatan istri dan anaknya.

\"Terima kasih sekali. Sampai kapan pun mungkin saya tidak bisa membalas budi baik Bapak Kapolres. Semoga Allah memberika rezeki yang berlimpah untuk beliau,\" tuturnya.

Selain bantuan dari Polres, sehari sebelumnya, Selasa (14/2) Edi juga menerima bantuan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu. Ia menuturkan bahwa bantuan yang diberikan MUI tersebut dalam bentuk uang. Edi juga mengucapkan terima kasih kepada MUI yang telah membantu meringankan beban keluarganya.

Sementara itu, Kapolres Ardian usai mengantarkan Mahidahtul Aini dan anak bungsunya Gistan Aldo ke RSUD Kota Bengkulu mengatakan, bahwa ia mendapatkan informasi mengenai Mahidahtul Aini dan Gistan Aldo yang sakit namun tidak mampu berobat setelah membaca koran.

\"Awalnya itu saya baca koran BE, loh kok ada orang ibu sama anak itu lumpuh dan tidak bisa berobat. Setelah saya cek, ternyata betul dan selama 7 tahun belum tersentuh oleh medis, hanya pengobatan alternatif dukun. Makanya hari ini kita sepakat untuk membawa mereka ke RSUD Kota,\" paparnya.

Ardian menjelaskan, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk pengobatan Mahidahtul Aini dan Gistan Aldo.

Seandainya pun tidak bisa ditangani oleh RSUD Kota Bengkulu, tidak menutup kemungkinan akan dirujuk ke rumah sakit di luar Bengkulu.

\"BPJS itu kan hanya teknis saja, bisa lah kita urus. Janganlah kita dipusingkan dengan masalah yang tidak harus kita pusingkan. BPJS itu kan masyarakat Indonesia semuanya wajib punya, kewajiban pemerintah untuk menyediakan itu,\" tegasnya.

Ardian memaklumi kondisi keluarga Edi Candra yang tidak memiliki BPJS. Hal itu disebabkan minimnya pemahaman keluarga tersebut mengenai fasilitas kesehatan yang telah diberikan oleh pemerintah.

\"Kadang-kadang masyarakat kecil tidak paham dengan hal itu (BPJS). Dia mau ke kantor polisi saja kadang-kadang takut, apalagi ke rumah sakit, tambah takut dia,\" pungkas Kapolres.(311)

Tags :
Kategori :

Terkait