PINO RAYA, BE – Adanya laporan resmi warga Pino Raya yang tergabung dalam forum Masyarakat Pino Raya Peduli Lingkungan (FMPPL) terkait dugaan pencemaran Selali oleh limbah cair PT Sinar Bengkulu Selatan (BS) di Desa Nanjungan, Pino Raya langsung ditindaklanjuti Bupati Bengkulu Selatan (BS), H Dirwan Mahmud SH.
Sehingga kemarin, dirinya memerintahkan asisten 1 dan dinas lingkungan Hidup mengecek sungai Selali serta mengambil sampelnya. “Kami diperintahkan Pak Bupati turun ke lapangan untuk memastikan apakah ada pencemaran Air Selali atau tidak,” kata Asisten 1 Bupati, Yunizar Hasan SH MAP, Selasa (17/1) saat memantau limbah cair PT SBS.
Menurut Yunizar, limbah tersebut kemudian akan diuji di laboratorium Bengkulu. Setelah hasilnya nanti keluar, jika ada pencemaran, maka pihaknya akan mengingatkan PT SBS untuk menghentikan pencemaran tersebut. Sebab jika nanti pencemaran terus terjadi, Bupati akan memberikan tindakan tegas hingga menutup operasional pabrik.
“Sebenarnya warga tidak ingin pabrik itu ditutup, namun jika setelah diperingatkan tetap melakukan pencemaran, apa boleh buat berarti harus ada sanksi tegas dengan penutupan operasional pabrik,” terang Yunizar.
Sementara itu, Manajer PT SBS, Ilham Fadillah SH mengaku tidak ada pencemaran, bahkan dirinya mempersilahkan pemda BS mengambil sampel dan melakukan uji laboratorium terhadap air Selali. Dikatakannya, selama ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan dinas lingkungan hidup dan selalu melakukan uji terhadap limbah sebelum dibuang ke sungai. Sehingga limbah yang sudah dibuang ke sungai, sudah steril dan tidak mencemari air lagi.
“Memang limbah cair yang kami buang masih berwarna kecoklatan, namun itu sudah steril dan tidak akan mencemari air lagi, namun kalau mau diuji kami persilahkan,” katanya.
Selain itu juga, mengenai limbah janjang kosong yang dikeluhkan warga menimbulkan bau, dirinya mengaku saat ini limbah tersebut sudah diberi bakteri, selain itu juga dilakukan penghijauan dengan menanam pohon. Sehingga bau limbah tersebut tidak busuk lagi. Mengenai tenaga kerja, dirinya memastikan PT SBS memakai tenaga kerja local 85 persen dari total tenaga kerja yang ada di SBS.
“Kami terus berupaya mengurangi bau limbah dengan member bakteri dan penghijauan, soal tenaga kerja hanya 15 persen saja dari luar, itupun karena tenaga kerja local yang belum bisa melaksanakannya, “ terang Ilham.
Sebelumnya, ketua FMPPL, Jerli Biterpen mengaku saat ini air selali sudah berubah warna yang diduga dicemari limbah cair PT SBS. Selain itu juga limbah janjang kosong telah mengeluarkan bau tak sedap. Dirinya meminta pemda BS dapat mengecek kebenaran informasi yang disampaikanya itu. (369)