BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bengkulu beberapa hari lalu resmi pindah kantor ke gedung Terminal Sungai Hitam yang dikeliling warung remang-remang, tempat para tante bibir merah mangkal siang hingga malam.
Berdasarkan penelusuran Bengkulu Ekspress, kemarin (17/1), kehadiran kantor Dishub di terminal tersebut tidak membuat para tente yang diduga pekerja seks komersial (PSK) itu malu menjalankan aktivitasnya.
Hanya saja ada sedikit perbedaan, yakni sebelum Dishub pindah ke terminal itu mereka menggunakan pakaian serba seksi, sedangkan setelah banyaknya PNS di kawasan itu, mereka menggunakan pakaian yang lebih sopan.
Salah seorang warga sekitar, Ujang (56) menuturkan, warung remang-remang itu tidak hanya menyediakan wanita nakal, tapi juga minuman keras yang diiringi musik dan karaoke.
\"Rata-rata warung di sana sudah menjadi tempat prostitusi dengan memutar musik remix layaknya diskotek. Jam operasinya tidak menentu, kadang-kadang siang pun mereka tetap melayani tamu,\" ungkap Ujang.
Ujang mengaku, jika malam tidak, maka kawasan tersebut selalu ramai hingga tengah malam menjelang subuh.
\"Entah apa yg dilakukan, kalau hanya untuk minum kopi tidak harus sampai menghidupkan musik keras-keras seperti itu karena mengganggu warga sekitar yang sedang istrahat,\" jelasnya.
Sementara itu, salah seorang yang diduga PSK saat diwawancarai Bengkulu Ekspress mengatakan, sebagian besar pekerja di kawasan itu tinggal ditempat tersebut. Mereka berasal dari sejumlah daerah, seperti Curup, Kepahiang, Lubuklinggau, bahkan ada yang berasal dari Lahat dan Jawa Timur.
\"Kalau orang Bengkulu datangnya cuma malam, sedangkan yang tinggal di sini semuanya orang luar,\" akunya sembari meminta namanya dirahasiakan.
Ditanya soal tarif, secara terang-terangan ia mengaku untuk short time, tarif antara PSK yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, tergantung negosiasi. Namun rata-rata tarifnya antara Rp 200 hingga Rp 300 ribu.
\"Itu sudah termasuk sewa kamar Rp 50 ribu,\" ujarnya sambil melemparkan senyuman yang menggoda.
Ia juga mengungkapkan, kawasan tersebut aman menerima tamu, meskipun di siang bolong.
\"Kan tempatnya tertutup, jadi orang tidak tahu aktivitas di dalamnya. Yang buka hanya pintu saja,\" ujarnya.
Menurutnya, kawasan tersebut pernah dirazia Satpol PP, namun yang diangkut hanya minum keras, sedangkan pekerjanya aman asalkan memiliki KTP.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bengkulu, Drs Bardin mengaku belum mengetahui keberadaan tante bibir merah di kawasan terminal tersebut.
\"Saya tidak tahu kalau memang ada seperti itu, kalau memang ada harusnya tadi malam ramai dan suara musik di mana-mana, tapi nyatanya tidak ada dan aman-aman saja. Nanti akan kita adakan pengamatan lebih lanjut,\" singkatnya.(cw2)