Untuk diketahui, taruf semulaRp 1.170 per meter kubik naik menjadi Rp 2.925 per meter kubik guna menutupi kerugian biaya operasional yang dikeluarkan.
Direktur PDAM TRS Bengkulu Utara, Ujang Zakaria melalui Bagian Umum Dedi S menyebutkan kenaikan tarif yang dilakukan PDAM tidak semata-mata untuk menutupi kerugian yang mencapai angka Rp 2 miliar tersebut, namun juga untuk perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan.
‘’Ini untuk menutupi kerugian biaya produksi sebelumnya. Ada juga perbaikan yang telah kita lakukan dari hasil kenaikan tarif ini,’’ ujarnya ketika ditemui BE, kemarin (9/12). Disamping itu, lanjutnya, di tahun 2017 mendatang pihaknya berupaya agar kenaikan tarif PDAM tidak terjadi lagi. Apalagi didukung dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) Penyertaan Modal yang baru saja disahkan oleh DPRD Bengkulu Utara (BU).
‘’Untuk 2017 kemungkinan tidak ada lagi kenaikan tarif. Tapi kita masih akan mengevaluasi untung dan ruginya operasional saat ini,’’ jelas Dedi.
Sebelumnya, dalam pembahasan Perda Penyertaan Modal PDAM TRS, pihak DPRD BU menyampaikan bahwa kenaikan tarif PDAM tidak berimbang dengan mutu pelayanan yang diberikan. Selain itu, dasar kenaikan tarif PDAM TRS diduga tidak memperhitungkan pendapatan pelanggan per bulan dengan tolak ukurnya Upah Minimun Regional (UMR) dan Upah Minimum Kota (UMK) bedasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum.
Untuk itu, dengan telah disahkannya Perda Penyertaan Modal PDAM TRS, Pemerintah Daerah (Pemda) BU memberikan dana bantuan sebesar Rp 2,5 miliar. Sehingga ditekan agar PDAM dapat memperbaiki pelayanan bagi seluruh masyarakat Kabupaten BU ke depannya.(816)