Rempah, Rahasia Bumbu Bercinta Tempo Doeloe

Rabu 23-11-2016,18:39 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

DE COITU (On Sexual Intercourse) karya Konstantinus Afrikanus (1020-1087) buku petunjuk seks paling utama pada Abad Pertengahan. Rempah-rempah selalu muncul di setiap ramuan bercinta yang diresepkannya.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Untuk mengobarkan cinta di pagi hari, Konstantinus meresepkan cengkeh yang direndam dalam susu.

Untuk memicu gairah seks yang melemah; akar lengkuas, kayumanis, cengkih, lada panjang, arugula dan wortel. Ini disebut-sebut ramuan terbaik Konstantinus.

\"Bentuk wortel yang menyerupai kelamin pria membuatnya diperhitungkan sejak lama sebagai perangsang,\" tulis Jack Turner dalam Spice. The History of A Temptation (telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Sejarah Rempah).

Untuk mengatasi impotensi, Konstantinus menganjurkan electuary dari jahe, lada, akar lengkuas, kayumanis dan beragam herbal yang harus diminum setelah makan siang dan makam malam.

Bagi mereka yang hanya perlu membangkitkan sedikit gairah seks, ramuannya kacang arab, jahe, kayumanis, madu dan berbagai herbal lainnya.

Konstantinus yang sohor sebagai pendeta Benediktin terpelajar mengaku dapat hasil yang sangat memuaskan. \"Saya telah mengujinya…reaksinya sangat cepat dan dengan efek yang tidak berlebihan.\"

Itu pengakuan mengejutkan. Pun demikian, karyanya terus dicetak ulang. Hingga 300 tahun setelah kematian Konstantinus, buku De Coitu tetap populer.

Perlu juga diketahui, meski selalu meresepkan rempah dalam hubungan bercinta, buku itu tak mengabaikan metode rayuan konvensional.

Seperti ciuman di pipi, berpegangan tangan, menatap muka, menghela nafas panjang, atau menghisap lidah--istilah Latin pada Abad Pertengahan untuk menyebut french kiss. Namun, bila semua itu tak berhasil, barulah coba ramuan berempah.

Ilmuwan Berpengaruh

Konstantinus bukan sembarang orang. Pendeta kelahiran Carthage pada 1020 dan meninggal pada 1087 di biara Benediktin, Montecassino merupakan figur yang sangat berpengaruh.

Sebelum menjadi seksolog ternama, ia merantau ke Babilonia (pusat pendidikan di zamannya), India, Mesir dan Ethiopia. Tiga puluh sembilan tahun lamanya ia bertulang di negeri-negeri itu sebelum akhirnya mudik dan jadi pendeta.

Konstantin-lah yang memelopori penerjemahan naskah ilmiah dan filosofi Arab ke bahasa latin.

Sejarah menggadang-gadang namanya sebagai ilmuwan yang, \"memperkenalkan Eropa akan metode penelitian ilmiah setelah lama terlupakan sejak keruntuhan Romawi,\" papar Jack Turner, penerima gelar M.B.A Kajian Klasik di Universitas Melbourne.

Erotis

Kajian erotisme rempah sebagai bumbu percintaan tak berhenti di Konstantinus dengan karya istimewanya; De Coitu (On Sexual Intercourse).

Pierre Pomet, kepala medis Louis XIV merekomendasikan beberapa tetes minyak lada--sebagai obat gosok seperlunya--dioleskan pada bagian perineum (daerah antara pangkal paha) tiga hingga empat kali untuk memicu kembali ereksi.

Marcel Rouet yang menulis Le Paradis sexuel des aphrodisiaques, menyatakan mengonsumsi rempah walau sedikit akan memberi hasil yang spektakuler dalam bercinta.

Dalam dunia literasi, karya ini pun disebut-sebut istimewa. Karena bukunya itu pula-lah Rouet dijuluki ahli perangsang.

Menurut Rouet, seorang pria muda berusia 20 tahun, yang organ-organnya, terutama ginjal, tidak bermasalah, dapat mengonsumsi rempah berdosis tinggi satu atau dua kali seminggu sebelum pesta erotis semalam suntuk.

Merujuk Kama Sutera, dia juga menjelaskan bahwa lada tumbuk dapat digunakan secara langsung pada penis sebelum berhubungan seksual.

Khasiatnya, lawan main akan sepenuhnya tunduk kepada keperkasaan pemilik penis berlada. Rouet mengembangkan resep ini menggunakan lada dalam bentuk minyak.

Keistimewaan dan kemewahan rempah-rempah sebagai bumbu bercinta adalah fakta yang tak dapat disangkal oleh ilmuwan Abad Pertengahan.

Ia didukung sederet nama pelopor tradisi rasional di bidang ilmiah dan medis. Mulai dari Aristoteles, Hippokrates, Gale dan Avisena.

Yang disebut terakhir nama aslinya Ibnu Sina (980-1037), seorang ilmuwan dan filusuf paling terkenal dari dunia Islam. Menurut Jack, ajaran-ajaran Ibnu Sina yang memaparkan garis besar ilmu pengobatan seksual, telah diadopsi bangsa Eropa.

Erotisnya rempah-rempah menjadi satu di antara beberapa faktor penyebab bangsa Eropa menjajah bangsa ini tempo hari.

Masih ingat waktu SD guru sejarah mengajarkan; Belanda menjajah Indonesia ribuan tahun karena rempah-rempah. (wow/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait