Seperti diungkapkan Darul (33), warga Desa Benuang Galing yang baru membuka lahan, bila dirinya kesulitan mendapatkan bibit lada tersebut.
\"Karena bibitnya susah, kalau membeli di kebun warga yang sudah jadi juga terkadang kesulitan. Karena warga terkadang keberatan memberi, sebab takut ladanya rusak,\" ujar Darul. Serupa disampaikan Yali (38).
Ia mengharapkan, adanya bantuan bibit dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kepahiang. Supaya warga dapat membuka perkebunan lada tanpa kesulitan mendapatkan bibit.
\"Sekarang ini yang menjanjikan memang lada, sehingga banyak warga beralih tanaman dari sebelumnya menanam kopi sekarang memilih menanam lada,\" ucapnya.
\"Harganya sengat rendah sekarang tinggal Rp 2500 di kalangan toke. Kalau dijual dengan harga sekarang untung-untung bisa balik modal,\" ucap Ibnu Hajar.
Menurutnya, modal menanam jahe menghabiskan Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Bila panen hanya kisaran 4 ton dengan harga jual saat ini warga mengalami kerugian. \"Selain merugi karena modal besar, kita tidak memiliki pilihan jika tidak dicabut juga jahe akan menyusut tambah tidak ada nilai jualnnya nanti. Jadi mau tidak mau sekarang kita tetap jual,\" katanya dengan nada lesu. (320)