KPU Didemo, Mobnas Dilempar Batu

Rabu 19-10-2016,09:10 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

Pilkada Benteng Memanas

BENTENG, BE - Puluhan orang yang tergabung dalam Masyarakat Bengkulu Tengah (Benteng) Peduli Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menggelar demo di depan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Benteng, Selasa (18/10).

Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Benteng yang dinilai telah melakukan pelanggaran dalam mengambil keputusan, yakni mengeluarkan keputusan tidak memenuhi syarat (TMS) kepada empat bakal calon (balon) dari jalur perseorangan (independen).

Koordinator lapangan (korlap) demo, Harisna Asari menyampaikan, keputusan TMS tak seharusnya dikeluarkan oleh KPU, mengingat berita acara hasil rekomendasi yang disampaikan oleh tim pemeriksaan kesehatan tidak sesuai dengan surat KPU nomor 507, yang menyebutkan bahwa KPU hanya bisa memutuskan bahwa balon tersebut memenuhi syarat (MS) atau TMS setelah mendapatkan rekomendasi dari tim kesehatan dengan format kesimpulan, balon tersebut dianggap mampu atau tidak mampu secara jasmani, mampu atau tidak mampu secara rohani dan negatif atau posotif tes narkoba.

Akan tetapi, meski mengetahui terjadi perbedaan format yang disampaikan tim pemeriksa kesehatan, KPU tetap mengambil kesimpulan dan mememutuskan adanya 4 (empat) balon TMS kesehatan.

\"Kami meminta agar KPU menganulir (membatalkan) keputusan yang telah diambil. Sekarang ini, tinggal kami menunggu keputusan KPU, mengakomodir tuntutan kami atau tidak,\" kata Harisna.

Pantauan BE, demo dilakukan oleh massa pendukung balon independen tepat di kantor KPU Desa Taba Pasemah, Kecamatan Talang Empat, sekitar pukul 10.30 WIB, dijaga ketat oleh personel kepolisian yang dipimpin langsung oleh Kapolres bengkulu Utara (BU), AKBP Andhika Vishnu SIK.

Usai menyampaikan orasi dan pernyataan sikap, sejumlah tim pendukung Arsyad Hamzah diminta untuk masuk ke dalam kantor KPU Kabupaten Benteng dan menggelar hearing bersama komisioner.

Tak puas dengan jawaban KPU, secara kondusif rombongan bertolak ke Kantor Panwaslu Kabupeten Benteng yang berlokasi tak jauh dari Sekretariat KPU. \"Dari koordinasi yang kami lakukan bersama Panwaslu, mereka mengaku akan melakukan rapat pleno internal, Jumat (21/10) lusa, untuk membahas tuntutan kami. Sebab itulah, kami menahan diri dan menghantikan sementara aksi demo. Akan tetapi, kami tak akan berhenti berjuang dan akan kembali menggelar demo di kantor KPU dengan jumlah massa yang lebih besar pada hari Jumat,\" tegas Harisna.

Terpisah, Ketua KPU Kabupaten Benteng, Asmara Wijaya ST menegaskan, keputusan yang telah diambil mengenai hasil tes kesehatan bersifat final dan mengikat. \"Sesuai dengan PPKPU nomor 5 pasal 46 ayat 5 point 4 disebutkan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani yang dikeluarkan oleh 2 (dua) rumah sakit yang direkomendasikan IDI bersifat final dan mengikat dan tak ada yang namanya tes pembanding. Kami tak bisa mengubah keputusan TMS menjadi MS,\" tegas Asmara.

Mobnas Dilempar Batu

Entah ada kaitannya atau tidak dengan polemik dalam Pilkada di Kabupaten Benteng, mobil dinas (mobnas) yang digunakan komisioner KPU Kabupaten Benteng Divisi Sosialisasi, SDM dan P2IP, Drs BJ Karneli, dilempar batu oleh orang tak dikenal, saat sedang terparkir di halaman rumahnya, di Desa Pekik Nyaring blok 4, Kecamatan Pondok Kelapa, Selasa (18/10) dinihari.

Akibatnya, kaca bagian belakang mobnas jenis Toyota Avanza dengan nopol BD 38 Y tersebut pecah, serta kaca bagian depan mobil juga retak. Diperkirakan hal itu menyebabkan kerugian material mencapai Rp 3 juta. BJ Karneli langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pondok Kelapa untuk ditindaklanjuti.

Kepada BE, BJ Karneli menjelaskan, kronologis kejadian berawal dari dirinya sedang memarkirkan mobnas di halaman rumah seperti biasa. Tanpa firasat buruk, pelaku langsung melancarkan aksinya saat korban sedang terlelap tidur dan langsung melarikan diri meninggalkan lokasi.

\"Saya tahunya saat bangun tidur. Saat hendak membersihkan mobil pada pagi hari, saya melihat kaca depan mobil sudah retak. Setelah diperiksa lebih teliti, kaca bagian belakang sudah pecah diduga akibat dilempar batu,\" jelas Karneli.

Meski tak mengetahui secara pasti pelaku, BJ karneli mengaku, dirinya sempat curiga terhadap gerak-gerik orang tak dikenal yang melintasi depan rumahnya, sekitar pukul 23.00 WIB, Senin (17/10) malam. Saat itu, korban sengaja keluar rumah sekedar untuk mengambil carger handphone yang terletak di dalam mobil.

\"Sebelum kejadian, saya sempat melihat sebuah mobil Terios warna hitam melintasi depan rumah saya. Mobil itu melaju dengan pelan (kecepatan rendah) dan terlihat seseorang yang duduk dibagian depan membuka kaca dan melihat ke arah rumah saya. Saya juga tak bisa menuduh, sebab jalan tersebut merupakan jalan umum,\" demikian BJ Karneli.

Kapolres Bengkulu Utara (BU) AKBP Andhika Vishnu SIK, melalui Kapolsek Pondok Kelapa, Iptu Radian Andy Ratomo SIK mengaku, pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Begitu pula dengan jumlah pelaku dan indentitas pelaku, pihaknya masih melakukan penyelidikan.

\"Laporan sudah kami terima. Kami juga sudah memanggil saksi korban, istri dan akan korban untuk dimintai keterangan. Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut,\" tegas Kapolsek.(135)

Tags :
Kategori :

Terkait