Cabai Meroket, Diduga Permainan Oknum

Jumat 09-09-2016,10:00 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

  BENGKULU, BE - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu meninjau harga kebutuhan bahan pokok (Sembako) di pasar-pasar dalam Kota Bengkulu, kemarin.

Hal ini dilakukan dalam rangka menjelang hari Raya Idul Adha, dimana beberapa sembako mengalami kenaikan hingga 100 persen.

\"Menjelang Idul Adha ini harga bahan pokok masih stabil. Hanya saja kenaikan harga secara signifikan terjadi pada harga cabai,\" kata Plt KadisPerindag kota, Kwartin Kesuma.

Menurutnya, diketahui kenaikan harga cabai yang drastis ini sejak dalam 3 hari terakhir seperti halnya cabai merah yang sebelumnya hanya Rp 40 ribu naik hingga Rp 80 ribu. Sementara itu, menurut pedagang, kenaikan diakibatkan minimnya pasokan baik dari dalam maupun luar Provinsi Bengkulu.

\" Kita tanya ke pedagang karena memang stok cabai itu sendiri yang kurang. Jadi naik turun sehingga pedagang itu mengikuti fluktuatif dari pemasok, ditambah lagi melihat dari kondisi fisik cabai sendiri kalau layu diturunkan kalau segar dinaikkan,\" terangnya.

Sering kali terjadinya kenaikan harga secara drastis terutama menjelang hari-hari besar, ini justru menimbulkan kecurigaan pihaknya. Karena tidak menutup kemungkinan ada celah bagi oknum-oknum tak bertanggungjawab yang memanfaatkan hari raya Idul Adha untuk menumpuk bahan pokok yang membuat harga melambung tinggi.

\"Jika kita temukan adanya spekulan yang bermain, maka ada sanksinya dan akan berkaitan dengan pihak berwajib. Apalagi menjelang IdulAdha ini bisa saja ada yang menimbun barang untuk mencari keuntungan pribadi,\" tandasnya.

Menindaklanjuti kenaikan harga cabai yang signifikan, pihak Disperindag memastikan akan memantau langsung ke para pemasok, karena jangan sampai kenaikan yang terjadi justru hanya permainan para pengecer.

\"Untuk saat ini memang belum, kalau memang ketangkap mereka itu langsung kita serahkan ke pihak berwajib. Harga cabe itu sebenarnya tidak sampai Rp 80 ribu, maka kita panggil pihak penyalur cabe itu sendiri untuk mengetahui alasan mereka menaikkan harga cabe,\" demikian Kwartin. (805)

Tags :
Kategori :

Terkait