APBB Minta Pemerintah Bersikap

Sabtu 03-09-2016,09:20 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

Terkait Pendangkalan Alur Pulau Baai

BENGKULU, BE - Kondisi pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, sebagai pintu gerbang perekonomian Bengkulu semakin memperhatinkan. Pasalnya, alur pelabuhan terbesar di Provinsi Bengkulu ini mengalami pendangkalan cukup parah.

Dari hasil data Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pulau Baai Bengkulu, pada bulan Agustus 2016, kedalaman maksimum alur hanya 5,3 Low Water Spring (lws) atau berada pada kedalaman 5,3 meter. Sementara pada bulan September ini, kedalamnnya semakin berkurang yang hanya 4,5 meter. Akibatnya, kapal-kapal besar hingga kapal tongkang batu bara tak mampu untuk masuk dan bersandar di pelabuhan tersebut.

\"Prediksi saya, jika dua bulan ini tidak ada pengerukan di alur Pelabuhan Pulau Baai, ditakutkan tidak hanya batu bara, semua pasokan, baik sembako, semen, BBM maupaun lainnya, tidak bisa masuk ke pelabuhan,\" ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Batu Bara (APBB) Provinsi Bengkulu, Bebby Husie kepada BE, saat meninjau Pelabuhan Pulau Baai, Jumat (2/9).

Menurut Bebby, permasalahan pendangkalan alur telah dikoordinasikan dengan pihak PT Pelindo Bengkulu, KSOP dan pihak Dinas Perhubungan. APBB meminta pengurakan alur harus segera dilakukan, supaya dapat meminimalisir terjadinya keterlambatan distribusi barang ke Bengkulu. \"Saya sudah menghadap Gubernur dan mencarikan kondisi ini. Dari rapat koordinasi itu, kita minta pemerintah pusat untuk dapat melakukan pengerukan. Karena semakin hari alur ini semakin dangkal,\" tambahnya.

Bebby mengaku, Pemprov Bengkulu merespon cepat informasi pendangkalan alur tersebut, dengan cara menyampaikan surat kepada pihak Kementerian Perhubungan RI untuk menganggarkan pengerukan alur. Namun karena adanya pemangkasan anggaran secara nasional, pengerukan direncanakan akan dialihkan kepada PT Pelindo.

\"Dari penyampaian Pelindo untuk anggaran pengerukan sendiri tidak ada. Namun yang ada biaya distribusi alur, yang akan dialihkan untuk pengerukan,\" ungkap Bebby.

Belajar dari tahun sebelumnya, Bebby mengakui biaya distribusi alur yang juga akan dibeaenkan pada pengguna fasilatas pelabuhan bisa saja akan memberatkan pelaku usaha. Karena hal itu akan memakan anggaran cukup tinggi, bahkan miliar rupiah untuk sekali pengerunakan dengan kedalaman satu meter.

\"Kontribusi biaya alur sendiri sebenarnya tidak ada, tapi yang ada penyesuaian tarif. Kalau tidak terlalu tinggi kami tidak akan menyetujui, namun jika tinggi ini tentu akan memberatkan bagi pelaku usaha,\" ujarnya.

APBB berharap pemerintah maupun Pelindo dapat mencari solusi lain, untuk menganggarkan pengerukan alur Pulau Baai, sehingga roda ekonomi Provinsi Bengkulu dapat berjalan dan berkembang dengan baik. \"Alur ini bukan hanya untuk kepentingan APBB saja, tetapi untuk pasokan sembako, peti kemas dan bahan lain masuk Bengkulu. Karena pelabuhan ini menjadi urat nadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,\" tutup Bebby. (151)

Tags :
Kategori :

Terkait