PS Bengkulu, Dulu Berjaya, Sekarang Menderita

Sabtu 27-08-2016,09:20 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

 Kehebatan PS Bengkulu dalam kancah sepakbola nasional tak perlu diragukan lagi. Selain banyak diperkuat pemain asing, juga pernah menjadi Juara Divisi I Galatama PSSI Tahun 1992. Tapi itu dulu, ketika badai krisis finansial belum melanda tim berjuluk Laskar Tobo Kito atau Badak Sumatera tersebut.

JULIAN dan BUDHI, Kota Bengkulu

Cikal bakal berdirinya PS Bengkulu sudah ada sejak tahun 1970-an. Awalnya tahun 1977 Komisaris Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Komda PSSI) Provinsi Bengkulu resmi terbentuk, yang sebelumnya bergabung dengan Komda PSSI Sumatera Selatan (Sumsel) diiringi dengan terbentukan Komda PSSI Lampung dan Jambi.

Sofian Yusuf, SH dipercaya menjadi Ketua Komda PSSI Bengkulu. Setelah terbentuknya Komda PSSI Bengkulu, cikal bakal PS Bengkulu pun terbentuk dengan nama Persatuan Sepak Bola Empang Kahulu (Persipang). Persipang ini awalnya masih bertanding di tingkat lokal wilayah Sumbagsel, namun kemudian pada akhir 1982 Stadion Sawah Lebar Bengkulu pertama digunakan untuk pertandingan sepak bola antara Persipang melawan PS Propelat Bandung.

Selanjutnya, pada pertengahan tahun 1983 Persipang berganti nama menjadi PS Bengkulu yang dipimpin langsung oleh Gubernur Bengkulu Kala itu, Soeprapto, Walikota Bengkulu, H Sulaiman Effendi dan Sabri Zakaria sebagai Ketua Komda PSSI Bengkulu menggantikan Sofian Yusuf.

\'\'Awalnya diberi nama Persipang, kemudian tahun 1983 diganti menjadi PS Bengkulu. Perubahan dilakukan agar dapat mewakili nama provinsi dan dimiliki oleh seluruh daerah di Bengkulu,\'\' ujar Syamsurizal Idris selaku Adminstrator PS Bengkulu kala itu.

Ditambahkannya pada saat itu kompetisi masih dalam bentuk perserikatan yang mempunyai perwakilan di setiap kabupaten/kota se Indonesia. Kemudian, pada awal tahun 1984, PS Bengkulu mulai mengukir prestasi dengan menjadi runner up di kompetisi Divisi I PSSI, secara otomatis PS Bengkulu berhak mengikuti kompetisi elit Divisi Utama bersama 12 klub lainnya di Indonesia yakni PS Bengkulu berada di wilayah timur bersama, Persebaya Surabaya, Persipura, PSM Ujung Pandang, Persema Malang dan PSIS Semarang. Sementara wilayah barat yakni Persib Bandung, Persija Jakarta, PSP Padang, PSMS Medan, Persiraja Banda Aceh dan Perseman Manokwari.

\'\'Setelah PS Bengkulu menjadi runner up di Divisi Satu, maka PS Bengkulu masuk ke Divisi Utama bertemu dengan 12 kesebelasan dari seluruh Indonesia,\'\' kenang Syamsurizal saat ditemui Bengkulu Ekspress (BE) di Hotel Permata Gading, Rabu (24/8) lalu.

Syamsurizal juga menyebutkan, prestasi lain yang berhasil diraih PS Bengkulu yakni berhasil menjuarai Pekan olahraga wilayah Sumatera-Kalimantan Barat di stadion Agus Salim, Padang, setelah berhasil mengalahkan PS Sumatera Utara (Sumut) dengan skor 1-0. Dengan hasil itu, lanjutnya PS Bengkulu berhak mengikuti Pekan Olahraga Nasional ke IX di Jakarta.

\'\'Dengan sejumlah hasil itu, maka semakin jelaslah keberadaan PS Bengkulu yang didukung langsung oleh gubernur selaku perwakilan pemerintah dan para donatur,\'\' tuturnya.

Tak sampai disitu, Syamsurizal kembali menyebutkan torehan prestasi lain yang berhasil diukir PS Bengkulu yakni tahun 1988 menjadi runner up pada pekan olahraga wilayah ke II di Pekan Baru, setelah dikalahkan kesebelasan Sumatera Barat (Sumbar) dengan skor 1-0. Dan secara otomatis, lanjutnya PS Bengkulu berhasil berhak kembali mengikuti PON ke X di Jakarta.

\'\'Dengan sejumlah prestasi itu, PS Bengkulu sangat disegani di tingkat nasional. Dan pada tahun 1997 PS Bengkulu juga berhasil menjuarai piala Caltex di Pekan Baru,\'\' terangnya.

Namun dengan berjalannnya waktu, PS Bengkulu sempat turun degradasi pada tahun 1989 sampai 1991, namun setelah menjuarai divisi satu di Yogyakarta dengan mengalahkan kesebelasan tuan rumah, PS Bengkulu kembali naik ke divisi utama. Dan pada tahun 1999 sampai 2005, tambahnya PS Bengkulu hanya mampu bertahan di divisi dua. \'\'Memang banyak kendala, kadang turun dan naik lagi,\'\' imbuhnya.

Lebih jauh, Syamsurizal menyebutkan dibidang wasit, Bengkulu juga menorehkan prestasi yang baik yakni tahun 1980 Bengkulu telah memiliki 2 wasit yang memegang lisensi dari Federation of International Football Association (FIFA). \'\'Dari 4 wasit di Indonesia 3 diantaranya dari Bengkulu yakni Zulkifli Chaniago dan Adnan Setiawan yang berhasil meraih lisensi wasit internasional dikeluarkan FIFA,\'\' tambahnya.

Kini Menderita Seiring waktu berjalan prestasi PS Bengkulu bukannya malah melambung. Sebaliknya, justru semakin tak menentu. Makin dirasakan saat keluarnya larangan APBD untuk membiayai klub sepakbola sekitar 2010 lalu. Tahun 2012, PS Bengkulu mulai memasuki masa-masa suram pascalarangan penggunaan APBD untuk klub sepakbola. Bahkan pemain PS Bengkulu terpaksa “mengemis” di jalan raya untuk dapat menyambung hidup, karena gaji mereka yang tak dibayar hingga 8 bulan lamanya.

Kondisi PS Bengkulu tak pernah lepas dari kesulitan finansial hingga saat ini pun masih sangat dirasakan.

Minimnya perhatian pemerintah kepada klub sepakbola penuh sejarah ini, membuat Laskar Tobo Kito terlantar dan tidak menentu. Pada awal tahun 2016 kompetisi diputar kembali melalui kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A dan ISC B. PS Bengkulu pun diundang untuk ikut serta dalam pertandingaan resmi yang diakui oleh PSSI pusat dan masuk dalam grup ISC B (Divisi Utama).

Sempat muncul keraguan dari pengurus PS Bengkulu untuk ikut serta. Mengingat bayang-bayang kesulitan finansial selalu menghantui klub ini. Namun dengan tekad untuk menghidupkan persepakbolaan Bengkulu dan juga janji-janji beberapa orang, membuat pengurus semangat mengikuti laga demi laganya.

“Sempat terpikir kita tidak ikut. Tapi tentu saja kita tidak ingin sepakbola Bengkulu mati. Ada janji-janji dari beberapa orang yang akan membesarkan PS Bengkulu dan mencarikan sponsor bagi PS Bengkulu akhirnya kami putuskan untuk ikut,” ujar Kepala Pelatih PS Bengkulu, M Nasir.

Namun apa mau dikata, janji tinggalah janji. Hingga putaran pertama ISC B berakhir, PS Bengkulu tak kunjung mendapatkan bantuan pendanaan maupun sponsor. Janji pun tak ubahnya seperti harapan palsu (PHP) belaka karena yang dijanjikan tidak pernah ada dan timbul sama sekali.

“Dulu kami pernah dijanjikan akan dicarikan sponsor dan bantuan pendanaan. Kami diminta untuk fokus ciptakan prestasi saja dan memenangkan disetiap laganya, tidak usah pikir uang. Tapi itu hanya janji kosong saja, seperti pribahasa \'Tong kosong nyaring bunyinya\'. Sampai kini tidak ada yang terbukti. Kami benar-benar merasa kecewa, giliran kita menang dan jika juara pasti banyak yang muncul paling depan, tetapi giliran sekarang kita kesusahan, semuanya hilang tenggelam bagaikan ditelan bumi,” terangnya.

Secercah harapan sempat menghinggapi manajemen PS Bengkulu. Klub sepakbola Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) Indonesia yang berada di bawah naungan Kemenpora, sempat mengajukan kerjasama dengan PS Bengkulu.

Keuntungannya, PPLM siap melunasi seluruh gaji pemain, menanggung biaya akomodasi, transportasi dan penginapan seluruh pemain PS Bengkulu sampai ISC B berakhir. Namun kerjasama itu batal, karena tidak ada kata sepakat dan persyaratan yang diajukan banyak dilanggar oleh pihak PPLM, hal inilah yang membuat manajeman membatalkan kerjasama tersebut karena dianggap bukan menguntungkan tetapi malahan merugikan PS Bengkulu.

\"Ya baru-baru memang belum tampak, tetapi lama-lama PS Bengkulu bisa hilang dan dibawa ke Jakarta, bahkan para pemain yang sekarang bisa diisi semua oleh pemain PPLM, hal itulah yang menjadi salah satu dasar kenapa kita membatalkan kerjasama tersebut,\" bebernya.

Sekarang, tidak adanya sponsor, membuat krisis finansial kembali menghinggapi PS Bengkulu, tetapi dengan kemauan yang keras dan tekad yang kuat PS Bengkulu hampir menyelesaikan laga demi laga meskipun harus mengemis sana dan sini, tetapi perjuangan mereka belum usai dan sangat di hargai dan mendapatkan perhatian khusus dari semua masyarakat Bengkulu khususnya. (***)

Tags :
Kategori :

Terkait