JCH Masuk Asrama, 3 TPHD Di-change

Jumat 12-08-2016,09:20 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Belum keluarnya visa petugas Tim Pembimbing Haji Daerah (TPHD) membuat panitia penyelenggara haji Provinsi Bengkulu melakukan roling TPHD. Pergantian TPHD itu dilakukan petugas TPHD kloter 3 Padang dengan TPHD kloter 5 Padang. Ironisnya pergantian petugas itu dilakukan menjelang keberangkatan JCH ke Tanah Suci.

Ada tiga petugas TPHD yang diroling, Nodi Herawansyah kloter 3 (nomor porsi 3137070012), Sapril Basardin kloter 3 (nomor porsi 3137070008), dan Arif Budi kloter 3 ( nomor porsi 3137070011). Mereka digantikan dengan petugas kloter 5 yakni Sasriponi Ranggolawe, Risdi Budaya, Hasan Fauzi Ansari Ma\'min. Pergantian itu dilakukan pada tanggal 9 Agustus. \"TPHD kloter 3 di-change dengan TPHD kloter 5, \" jelas Panitia Pendamping Haji yang juga Kabid Haji dan Umroh Kanwil Kemenag, Drs H Zahdi Taher MHi didampingi Media Center Haji, Sukron Andres.

Sumber permasalahan itu dikarenakan visa TPHD kloter 3 hingga jelang keberangkatan ini belum juga keluar.

Artinya 3 dari 8 visa yang belum keluar masih diproses di Kementerian Agama, dan besok staf Kemenag akan menjemput ke kantor Kemenag RI.

Meski terjadi roling petugas TPHD, panitia haji dari tanah air sudah membuat surat mandat yang ditujukan kepada Pemerintah Arab Saudi. Bahwa setelah sepuluh hari di tanah suci, maka ketua kloter bisa mengajukan proses pengembalian petugas ke tempat semula atau disebut \"tanazul kloter\" yang awalnya berada di kloter 5 mereka dikembalikan ke kloter 3.

Dan mulai kemarin, 455 jamaah dan petugas sudah memasuki asrama, mereka terbagi 237 jamaah dari Kota Bengkulu, 2 jamaah asal Rejang Lebong, 135 dari Seluma dan 72 jamaah dari Bengkulu Tengah dan 4 TPHD dan 5 petugas kloter.

Sementara ituu, setibanya di asrama, jamaah dicek kesehatan dan diberikan gelang identitas. Pihak Kemenag juga melakukan penggantian paspor jamaah serta pemberian living cost atau biaya hidup selama melaksanakan haji.

Zahdi Taher menuturkan, hari pertama menyambut tamu Allah masih banyak kendala dan harus diperbaiki.

Contohnya saja saat memasuki asrama, kendaraan pengantar jamaah mengalami kesulitan parkir, lantaran masih adanya pelaksanaan pembangunan asrama haji. Setibanya jamaah turun dari kendaraan, mereka dipersilakan masuk ke asrama. Hanya saja saat jamaah hendak masuk ke kamar asrama haji, panitia belum membagikan nomor manifes akibatnya terjadi penumpukan jamaah di Balai Diklat.

Menghindari terjadinya kelelahan karena jamaah banyak yang lanjut usia, jamaah disarankan untuk mengumpulkan tas tentengan, jamaah kemudian diarahkan untuk masuk aula asrama.

Di dalam aula, mereka ini dikumpulkan untuk menerima living cost 1.500 riyal atau setara Rp 3,7 juta. Hanya saja dalam pelaksanaan pembagian sempat molor, yang seharusnya dilakukan pukul 08.00 WIB, baru dilakukan sekitar pukul 09.30 WIB. \"Begitu jamaah masuk aula asrama, panitia perbankan membagikan living cost, dan gelang identitas, tapi ini terjadi miskomunikasi, \" katanya.

Kendala lainya juga terjadi pada pemeriksaan kesehatan, di gedung Jeddah dimana jamaah melakukan pemeriksaan sempat diwarnai insiden putusnya arus listrik di kawasan gedung itu. Sehingga pelayanan kesehatan Kantor Pelayanan Pelabuhan (KKP) sempat terhenti, namun pihak PLN sudah melakukan perbaikan. \"Persoalan ini akan segera dirapatkan, seluruh panitia akan dikumpulkan, sehingga pada penerimaan jamaah kloter selanjutnya tidak terulang lagi,\" ujar Zahdi.

Kondisi kesehatan jamaah kloter 3 mayoritas lanjut usia, dari catatan yang masuk ke panitia, ada empat jamaah yang harus dibantu dengan kursi roda, dua orang dari Kota Bengkulu dan 2 Bengkulu Tengah. Jamaah ini harus ditangani dengan khusus. Apalagi jamaah asal Kota Bengkulu saat ditanya tidak memiliki pendamping, namun ada jamaah atasnama Leni Jhon Latief ini bersedia menjadi pendamping jamaah bersangkutan. \"Jangan sampai jamaah sakit tidak ada pendamping, panitia hanya ada di sini (Bengkulu) lalu siapa yang akan membantu saat turun dari bandara dan selama pelaksanaan ibadah nanti, \" ujarnya.

Zahdi Taher juga meminta kepada seluruh petugas kloter untuk memperhatikan jamaah yang memiliki penyakit resiko tinggi dan berkursi roda. \"Jangan terkesan ada kabar jamaah haji terlantar di Arab Saudi, ketua kloter dan petugas lainnya harus perhatikan jamaah,\" katanya.

Sementara itu Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III, drg Djauzi MKes, saat dikonfirmasi menegaskan akibat insiden listrik mati, menyebabkan dua unit alat tensimeter digital yang berfungsi untuk memonitor tekanan darah mengalami kerusakan. Akibatnya pemeriksaan tekanan darah pada promkes dilakukan dengan menggunakan alat tensimeter manual.

Disinggung dengan kesehatan jamaah, panitia kesehatan embarkasi harus bekerja ekstra, apalagi mereka menemukan hampir seluruh jamaah asal Bengkulu Tengah belum melakukan pemeriksaan tahap II yang seharusnya dilakukan di daerah. Akibatnya kita harus melakukan perekaman kesehatan kembali. \" Sebenarnya pemeriksaan kesehatan tahap II ini menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan daerah, setelah di embarkasi kita hanya melakukan pencocokan data,\" ujar Djauzi.

\"Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seluruh tahapan pemeriksaan kesehatan harus dilakukan, hal ini sesuai dengan Permenkes nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji. Istithaah Kesehatan Jemaah Haji merupakan kemampuan jamaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan.

Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan jamaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan agama Islam,\" tukasnya. (247)

Tags :
Kategori :

Terkait