Duka Alfin Korban keganasan gelombang Pantai Zakat Kualo

Senin 04-07-2016,10:40 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

 Keinginan Punya Smartphone Belum Terwujud

Keingian Alfin (14) memiliki Smartphone tidak terwujud. Tabungannya belum mencukupi memberi barang mewah itu. Dia lebih dahulu pergi selamanya meninggalkan keluarga tercinta.

Alfi Kurnia - Kota Bengkulu

SIANG itu, Minggu (3/7) sekira pukul 13.40 WIB, suara azan tengah berkumandang. Kediaman Alfin terlihat sepi tanpa aktivitas berarti sedikitpun. Fitriani (33), ibu yang saat ini hanya memiliki dua orang buah hati terlihat rebah dengan wajah murung, di depan tumpukan surat yasin teretak di atas bantal.

Jelas wanita berkulit gelap itu dirundung perasaan duka teramat besar. Setelah ditinggal pergi putra sulung yang ia lahirkan 16 tahun kurang 12 hari lalu itu.

Saat ia duduk, dengan mata yang berbinar dan sedih, ia berkata \"Kalau di rumah dia anaknya rajin,\" kata Fitriani, mengenang keseharian putranya yang meninggal akibat gulungan ombak Pantai Zakat, Sabtu (2/7) lalu.

Dilahirkan di keluarga yang hidup dengan sederhana pada 16 Juli 2001 silam, membuat Alfin tumbuh sebagai seorang remaja yang mandiri. Untuk mewujudkan keinginannya mengikuti perkembangan zaman dengan memiliki smartphone.

Ia rela bersabar menyisihkan uang jajannya setiap hari. Hal itu, jelas bertolak belakang dengan kehidupan anak seusianya yang cukup meminta kepada orangtua, terpenuhilah keinginannya.

Seakan tidak percaya akan kepergian abang dari Aisyah (11) dan Kirana (5) itu, Fitriani dan suaminya, Dedy Susanto (37) mengatakan, demi mewujudkan keinginannya memiliki smartphone, remaja yang dikenal humoris itu menyisihkan waktu bermainnya untuk membantu neneknya berjualan Es (minuman ringan).

Oleh sebab itu, Alfin yang mendapat upah dari membantu neneknya itu menyisihkan sedikit uang jajannya itu, agar dapat membeli android yang ia dampakan itu. \"Setiap hari kalau uang jajannya bersisa, pasti dia menabung di celengan karena dia mau beli handphone android,\" ujar Fitriani yang menyelesaikan ceritanya.

Dengan perasaan yang begitu hancur Fitriani mengatakan, meskipun putra sulungnya itu bukan seorang anak yang cerdas dalam mengikuti pelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 Bengkulu, ia tidak pernah tinggal kelas.

Serta, sebelum berlangsungnya peristiwa yang menelan nyawa anaknya itu, sedikitpun ia tidak melihat tanda-tanda atau mendapat mimpi, bahwa Alfin akan dipanggil oleh yang kuasa.

\"Dia (Alfin) tidak terlalu pintar di sekolah, tapi dia selalu naik kelas, sebelum kejadian itu kami tidak melihat adanya firasat atau mimpi yang menunjukkan, dia akan meninggal,\" ucap Fitri.

Sedangkan, bagi sang ayah kejadian tersebut sangat meremukkan hatinya. Sebab, tidak ada lagi seorang yang menjadi teman bercengkramanya ketika sedang berada di rumah. Serta, hal yang sangat membuat ia sangat menyesal adalah ia tidak sempat melihat wajah Alfin, sewaktu ia keluar dari kediaman mereka.

\"Kemarin sore (Jumat, red) kami baru sudah bercanda-canda setelah nonton film India, jadi aku rasa tidak percaya kalau dia sudah tidak ada, aku juga tidak sempat ketemu sebelum dia meninggal,\" kata Dedy.

Lanjut Dedy, hal yang memicunya tidak dapat bertemu dengan anak sekaligus temannya di rumah itu, dikarenakan saat Alfin pamit keluar rumah ia masih tertidur. Oleh karena itu, Dedy yang mengetahui anaknya itu ditelan ombak pantai saat sedang mengais rezeki, sangat merasa terpukul akan kejadian tersebut.

\"Aku tidak sempat ketemu karena waktu dia pamit, aku masih tidur. Pas dapat kabar dari datuknya itu aku langsung pergi ke lokasi kejadian,\" imbuhnya.

Selain itu, Dedy yang sangat akrab dengan satu-satunya anak lelakinya itu menuturkan, ada satu hal yang sangat berkesan dan tak bisa dihapus dari ingatannya itu adalah, ketika Alfin diperintahkan untuk membeli sesuatu di warung ia pasti membantah perintah tersebut.

Namun, remaja yang gemar olahraga dan memancing itu masih tetap menjalani perintah dari sang ayah ataupun ibundanya tersebut. \"Dia tu orangnya kalau disuruh-suruh pasti membantah, malas eh katanya. Tapi, walaupun seperti itu tetap dia jalani perintah itu,\" tutup Dedy. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait