Harga tersebut sulit diturunkan sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi bahwa harga daging harus di bawah Rp 80 ribu per kg.
Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti MH mengakui harga daging segar di Bengkulu sulit untuk diturunkan. \"Disamping sulit, orang Bengkulu juga masih sedikit yang gemar mengkonsumsi daging,\" ungkap RM kepada BE, kemarin.
Dijelaskannya, solusi pemerintah pusat untuk menekan harga daging dengan mengimpor daging dari luar negeri merupakan salah satu alternatif yang baik, namun sayangnya diging impor tersebut belum mampu untuk masuk Bengkulu, karena jumlah konsumsi yang masih sedikit.
\"Daging impor kita belum masuk. Bila sudah masuk, bisa jadi akan dapat menekan harga daging. Nah, masalahnya konsumsi daging kita masih sangat sedikit, jadi daging impor tidak masuk,\" terangnya.
Selain belum masuk, RM juga menilai orang Bengkulu masih enggan menerima daging impor dengan proses pembekuan. Sebab, orang Bengkulu masih mengutamakan daging segar yang tidak menggunakan proses pembekuan.
\"Ini juga masalah, lidah kita belum menerima daging beku, melainkan lebih suka daging segar yang baru dipotong. Paling banyak daging beku akan diincar oleh pengusaha kuliner,\" tambah RM.
Sejauh ini, daging yang dijual di pasaran sendiri masih banyak dipasok dari dalam Provinsi Bengkulu. Sehingga kebutuhan daging di pasaran masih mencukupi hingga lebaran mendatang.
Namun demikian, gubernur meminta kepada masyarakat untuk mampu menahan diri dalam pembelian daging dengan jumlah banyak. Karena hal itu juga sangat mempengaruhi pedagang untuk menaikkan harga.
\"Jika permintaan banyak, stok cukup, maka seharusnya tidak harus naik. Untuk itu, kontrol pembelian juga harus mampu kita tekan,\" pungkasnya. (151)