BENTENG, BE - Sebanyak 4 orang oknum wartawan mingguan KR yang berkantor di Kabupaten Kepahiang,kemarin nyaris baku hantam dengan Kepala Dinas Kehutanan, Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Benteng, Durani Usman. Keempat oknum wartawan yaitu berinsial Er, Mo, Ca dan Gu. Mereka sudah saling berdiri berhadapan untuk adu fisik. Beruntung aksi tak terpuji ala premanisme itu, cepat diketahui oleh PNS dikantor setempat, sehingga mereka yang bertikai cepat dipisahkan. Masalah ini pun sempat ditangani Polsek Taba Penanjung, yang cepat turun ke TKP (Tempat Kejadian Perkara, setelah dihubungi PNS Distanhutbun. Namun, atas kesepakatan kedua belah pihak akhirnya masalah itu didamaikan.
Peristiwa yang cukup mengegerkan itu, terjadi sekitar pukul 11.00 WIB di kantor Distanhutbun Benteng di Desa Bajak Kecamatan Taba Penanjung, Benteng. Kadistanhutbun Benteng, Durani Usman membenarkan tragedi nyaris baku hantam itu. \" Saya tersinggung, mereka nanya sama seperti akan mengintrograsi saya, seperti polisi saja,\" sesalnya.
Kronologis kejadiannya, sambung Durani, bermula dirinya tengah berada di ruangan kantornya. Kemudian, keempat orang oknum wartawan mingguan itu datang menghadap dirinya. Selanjutnya, keempat oknum wartawan itu langsung bermaksud mengkonfirmasi terkait pungutan sebesar Rp 500 ribu/ kelompok penerima pembagian hand traktor. Seharusnya alat pertanian itu dibagikan secara gratis kepada masyarakat tersebut. Mendengarkan pertanyaan yang sangat memojokan dinasnya itu, Durani bermaksud memberikan klarifikasi terkait pertanyaan keempat wartawan itu.
Namun, belum lagi sempat menjelaskan hal itu, sang oknum wartawan mingguan malah kembali menyerang dengan mempertanyakan seputar proyek di dinas tersebut. Durani pun emosi, ia merasa para wartawan itu sengaja ingin memojokkan dirinya, sehingga, terjadilah adu mulut diantara mereka. Keributan semakin memanas, kedua belah pihak tak ada yang mau mengalah. Sang Kadis pun berdiri dan ditantang oleh keempat wartawan. Ketika situasi sudah memanas, membuat sang kadis langsung keluar dari ruangannya itu. Sadar atasannya terancam, staf di dinas itu lalu langsung mengunci pintu, sehingga keempat oknum wartawan itu terkunci di ruangan sang Kadis.
Selanjutnya, PNS itu langsung menghubungi Polsek Taba Penanjung. Tak begitu lama polisi pun tiba di lokasi. Masalah itu dapat dimediasi oleh polisi dari Polsek Taba Penanjung, hingga akhirnya kedua belah pihak sepakat berdamai. \'\'Kejadian itu sudah selesai atau damai. Hanya miss komunikasi saja,\" pungkasnya. (111)