BENGKULU, BE - Ada-ada saja ulah 2 orang sopir mobil yang disewa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk mobilisasi pengusutan kasus suap hakim di Bengkulu. Hanya perkara rebutan gulai nasi bungkus, 2 orang sopir berinisial Bu dan BI itu, baku hantam.
Kejadian tersebut terjadi di depan rumah tersangka Edi Santoni yang berada di kawasan Perumahan Al Kautsar Jalan Deputi Payung Negara 5 nomor 118 RT 24 RW 05 Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, ketika penyidik KPK sedang memeriksa rumah Edi, Kamis (26/5). Akibat kejadian tersebut Bi terkena pukulan sebuah pipa oleh BU dan membuat pihak penyidik KPK dan awak media terkejut.
Data terhimpun, awalnya sekitar pukul 12.00 WIB, para sopir yang membawa rombongan petugas KPK itu, mendapatkan jatah makan dari pihak penyidik. Namun karena gulai nasi bungkus keduanya berbeda ketika dibuka, satu gulai ayam dan satu lagi gulai rendang, membuat kedua sopir itu ribut mulut. Sebab keduanya sama-sama menginginkan gulai rendang.
Dalam ribut mulut itu, salah seorang dari mereka akhirnya membuang nasi bungkus tersebut. Hal itu kemudian membuat BU marah dan mengambil pipa PDAM dan langsung memukulkannya ke badan BI, mendapatkan pukulan tersebut BI berlari dan akan mengambil paving block dan akan dilemparkan ke arah BU. Beruntung pihak kepolisian yang sedang menjaga penggeledahan langsung melerai keduanya dan membawa mereka ke dalam rumah Edi Santoni.
\"Rebutan gulai rendang jadi belago, aku endak melerai takut aku yang jadi sasaran, jadi aku cuma ngecek jadilah belagotu. Aku cuma takut kalo paving block tu yang dilemparkannyo kenai palak, pecah pacak,\" jelas Ujang, salah seorang sopir KPK lainnya, yang menyaksikan rekannya berkelahi.
Lucunya, setelah dibawa masuk dan didamaikan oleh pihak KPK dan penyidik Polda yang sedang melakukan penggeledahan, kedua sopir tersebut nampak akur. Ketika keluar dari rumah, keduanya langsung pergi keluar menggunakan mobil untuk pergi ke rumah makan, mencari gulai sesuai selera yang mereka inginkan. (614)