BENGKULU, BE – Pasca terjadinya pemblokiran Jalan Kedondong yang dilakukan para pedagang Pasar Panorama, Senin (16/5) lalu membuat Ketua DPRD Kota Bengkulu, Erna Sari Dewi SE ikut bersuara. Ia menilai hal itu bisa terjadi karena Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu tidak tegas menyelesaikan permasalah pengusiran pedagang.
\"Permasalahan ini memang sudah sering terjadi. Seharusnya walikota harus tegas mencari solusi masalah pedagang itu,\" kata Erna, kemarin (17/5).
Dijelaskannya, permasalahan pedagang berjualan di ruas Jalan Kedondong itu, atas dasar mahalnya biaya sewa lapak yang berada di dalam Pasar Panorama. Sehingga para pedagang yang bermodal kecil, merasa rugi ketika berjulan di lapak yang telah disediakan oleh pemerintah.
\"Kalau lapaknya mahal, pedagang pun merasa rugi. Seharusnya pemkot memberikan harga murah untuk setiap lapak yang berada di dalam pasar,\" terangnya.
Bukan hanya mahalnya biaya sewa lapak, kenyamanan didalam pasar juga menjadi permasalahan penting yang harus diselesaikan oleh Pemkot Bengkulu. Baik kenyamanan para pedagang yang berjualan, maupun kenyamanan bagi bagi pembeli sendiri.
\"Kenyamanan juga harus diperhitungan. Kalau tidak nyaman, wajar jika pedagang memilih diluar pasar,\" beber Erna.
Sementara itu, pedagang yang terus mendapat pengusuran akibat berjualan di ruas jalan, bagi Erna itu bukan solusi yang tepat. Karena pedagang juga manusia yang ingin mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup keluarganya.
\"Jangan diusir-usirlah, pedagang itu juga manusia, seharusnya dicari solusi yang baik,\" terangnya.
Pihak DPRD Kota Bengkulu juga akan terus mengontrol perkembangan permasalahan pasar panorama. Ketika diperlukan, DPRD juga siap untuk menjembatai permasalahan tersebut.
\"Ayo kita cari titik temunya permasalahan ini dengan duduk bersama, bicarakan baik-baik. Sehingga permasalahan ini tidak terus berlarut-larut,\" pungkasnya.(151)