Ganasnya Buaya Liar Danau Bunto

Jumat 13-05-2016,09:20 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

Sungai Air Gegas berdekatan dengan Danau Bunto, dimana habitat buaya berada dan jarak dengan rumah penduduk sekitar 2 KM. Sungai itu mengalir disepanjang perkampungan hingga menuju muara Air Hitam dengan jarak sekitar 1,5 KM dan menuju ke laut. Sungai Air Gegas digunakan aktifitas warga setempat sehari – hari.

BUDI HARTONO,SP. MUKOMUKO

CERITA buaya di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko benar adanya. Warga sekitar sering melihat langsung dengan ukuran besar dan kecil. Karena dipinggir Air Gegas itu tempat masyarakat beraktifitas seperti mengangkut hasil pertanian tanaman sawit milik warga dan aktifitas PT BMK yang berinvestasi di daerah tersebut. Dikatakan Jumat, buaya tersebut bersarang di danau bunto tepatnya yang bersebelahan dengan Sungai Air Gegas. Jumlahnya mencapai ratusan ekor dan diketahui sudah ada sejak bertahun – tahun silam. “Buaya itu sering melintas di Sungai Air Gegas. Ketika banjir seperti saat ini. Dan baru pertama kali ini ada warga yang menjadi korban dimangsa buaya,” katanya. Sehari-hari warga bekerja di wilayah itu sering melihat buaya di sepanjang sungai yang mengalir sampai ke Air Hitam, yang sudah masuk dalam wilayah Kecamatan Pondok Suguh. Biasanya, buaya tersebut hanya berada di Danau Bunto. Belum ada warga yang menjadi korban. Meskipun sudah sering melihat buaya – buaya tersebut. “Saya perkirakan jumlahnya ratusan ekor. Meskipun saya dan warga tidak menghitung secara pasti. Karena buaya – buaya itu sudah ada sejak sebelum – belumnya,” bebernya. Kades mengakui beberapa waktu lalu pihaknya telah mengusulkan ke perusahaan yang berinvestasi di wilayah itu agar dilakukan penyodetan. Tujuannya jika banjir, air tidak meluap hingga buaya – buaya itu masuk ke Air Gegas dan sekitar. “Perusahaan itu sudah mendapatkan izin dari pihak terkait untuk melakukan penyodetan. Karena lokasi itu adalah Taman Wisata Alam (TWA). Hanya saja hingga saat ini tidak ada realisasinya,” ujarnya. Meskipun buaya banyak dan sering dilihat warga. Selama ini keberadaan buaya itu tidak membuat masyarakat takut dan tetap melakukan aktifitas sebagaimana mestinya. Seperti memancing, menjaring dan mandi di Sungai Air Gegas. Ia mengharapkan pemda dan instansi terkait mencarikan solusi terkait masalah ini. Jika memang ada rencana membuat penangkaran buaya, itu adalah harapan masyarakat. Keberadaan buaya itu sudah diketahui oleh pemerintah dan pihak pihak terkait lainnya sejak lama. Hanya saja seakan - akan dibiarkan tanpa ada solusi dan lainnya. Sementara kasus buaya memangsa manusia sepengetahuannya baru pertama kali terjadi. “ Ini pertama kalinya terjadi. Meskipun masyarakat sudah sering melihat buaya. Karena Sungai Air Gegas digunakan masyarakat sehari – hari untuk beraktifitas,” ujarnya. Aris (30), warga setempat dimangsa seekor buaya hingga mengakibatkan korban meninggal dunia. Peristiwa itu terjadi kemarin (12/5) pagi di desa setempat tepatnya di Sungai Air Gegas yang berdekatan dengan Danau Bunto. Kejadian pada Rabu (11/5) sore sekitar Pukul 16.30 WIB korban memasang jaring kemarin (12/5) pagi sekitar Pukul 06.05 WIB. Korban bermaksud hendak mengambil jaring tersebut yang ditemani rekannya Ratmono (29). Saat itu korban masuk kedalam sungai dengan kedalaman sekitar satu meter lebih. Sedangkan temannya menunggu diatas dengan jarak sekitar 15 meter dari korban mengambil jaring. Tiba – tiba korban diserang buaya. Hingga saat ditemukan sudah tewas. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait