Menjadi kebanggaan sendiri ketika orang tua memajang foto anak-anaknya di media sosial. Namun, tahukah Anda? Ternyata tidak semua anak menyukai kebiasaan orang tuanya tersebut.
Anak-anak justru sering frustrasi karena itu. Dalam sebuah studi baru menyebutkan anak-anak dua kali lebih khawatir ketika orang dewasa berbagi terlalu banyak informasi tentang mereka secara online.
\"Anak-anak ingin orang tua meminta izin kepada mereka sebelum memposting segala sesuatu tentang mereka,\" kata salah satu penulis studi tersebut, Sarita Schoenebeck, seperti dilansir laman Today, Minggu.
Anda mungkin mengira anak-anak tidak malu. Justru sebaliknya. Itu yang mereka rasakan ketika Anda berkali-kali mengunggah fotonya di media sosial.
\"Malu, itu pasti kata ana-anak dan satu lagi bahwa mereka ingin mengontrol informasi yang diposting tentang mereka secara online,\" ujar Schoenebeck.
Ini masalah hukum yang serius di beberapa bagian dunia. Di Perancis, pihak berwenang memperingatkan orang tua bahwa anak-anak bisa menuntut mereka di kemudian hari karena melanggar hak atas privasi atau keamanan. Schoenebeck, asisten profesor di University of Michigan School of Information dan rekan-rekan penelitiannya menyatakan itu setelah melakukan survei 249 orang tua dengan anak-anak berusia 10-17 tahun.
Penelitian lain difokuskan pada kekhawatiran orang dewasa tentang penggunaan media sosial anak-anak, tapi yang satu ini juga meminta persepektif anak-anak mereka. Apa yang mereka pikirkan tentang aturan teknologi di rumah mereka? Bagaimana perasaan mereka tentang perilaku online orang tua mereka?
\"Secara umum, anak-anak baik-baik saja dengan orang tua berbagi hal-hal positif tentang mereka di media sosial, seperti prestasi mereka, nilai bagus di sekolah dan mengambil bagian dalam pertandingan sepak bola atau resital,\" kata Schoenebeck.
Hal-hal yang tidak disukai anak-anak untuk diunggah di online adalah foto bayi mereka. Bahkan foto nenek yang sedang mencium mereka pun dianggap cukup memalukan. Anak-anak ingin bertanggung jawab atas foto online mereka dan merasa dirusak ketika orang tua overshare.
\"Sebagai orang tua, kita harus berpikir tentang hal ini sejak anak lahir dan seterusnya atau bahkan sebelum lahir. Anak-anak ini akan tumbuh dan memiliki jejak kaki digital yang telah dibuat untuk mereka karena mereka sangat kecil,\" tutur Schoenebeck
Dr. Deborah Gilboa, pakar parenting setuju anak-anak harus memiliki hak veto atas keputusan-keputusan foto postingan orang tua mereka. Anak harus bisa merasa mereka berada dalam kendali pertumbuhan diri secara pribadi.(fny/flo/jpnn)