Dua Rumah Hancur, Lalu Lintas Lumpuh

Senin 11-04-2016,13:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

  LEBONG SELTAN,BE - Hujan deras yang melanda Kabupaten Lebong, Minggu (10/4), mengakibatkan bencana longsor melanda Lebong. Kali ini 1 unit rumah warga rusak parah akibat tertimpa bebatuan material longsor dan akses jalan Lebong-Curup lumpuh total. Longsor yang terjadi di dua titik dalam wilayah Kecamatan Lebong Selatan ini, terjadi di dua titik yakni di Desa Kota Donok dan Desa Suka Sari, Minggu,(10/ 4) sekitar pukul 18.45 WIB malam. Tidak ada korban jiwa, hanya saja kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta. Kepala BPBD Lebong, Drs Syamsul Bahri melalui Kasubid Logistik, Edi Samudra mengatakan, hingga malam ini pukul 20.53 WIB dari BPBD Lebong, TNI dan jajaran Polres Lebong bersama warga sedang berada di lokasi untuk membantu membuka akses jalan dengan menggunakan alat seadanya sambil menunggu alat berat tiba di lokasi kejadian. \"Untuk sementara akses jalan masih tertutup. Tapi dengan alat seadanya diupayakan malam ini kendaraan roda dua bisa melintas dengan bantuan masyarakat yang berada di lokasi,\" kata Edi. Dijelaskannya, material longsor yang menutup badan jalan tersebut, diperkirakan sepanjang 40 meter dan ketebalan sekitar 1,5 meter. Bahkan jalan lintas di Desa Kota Donok juga mengalami putus total hingga terjadi kemacetan sekitar 3 kilometer dari arah curup maupun sebaliknya. \"Akibat longsor ini juga satu unit rumah warga hancur total. Sambil menunggu bantuan alat berat, hingga saat ini kita bersama masyarakat bergotong royong untuk berupaya membuka akses jalan. Minimal malam ini bisa dilewati motor,\" ucap Edi. Selain itu, Komandan Koramil Lebong Selatan, Kapten Inf Nama Simamora mengungkapkan hingga saat ini personilnya masih berada dilokasi untuk melakukan evakuasi material longsoran. \"Kita sudah koordinasi sama BPBD dan Dinas PU untuk mengerahkan alat berat. Sampai saat ini kita masih menunggu bantuan alat berat tiba,\" ungkap Danramil. Disisi lain, pengguna jalan Deni (38) warga Kelurahan Tanjung Agung Kecamatan Pelabai Kabupaten Lebong yang hendak pulang ke rumahnya terjebak di lokasi longsoran bersama 14 anggota keluarganya yang menggunakan dua mobil. \"Kami tadi dari Curup, tidak tahu sampai kapan macetnya ini. Mudah-mudahan malam ini jalan sudah bisa dilewati karena kasihan anak saya sampai kelaparan nunggu disini,\" ucap Deni. Lima Titik Berpotensi Longsor SEMENTARA itu, kejadian adanya penambang yang tewas terseret banjir bandang di lokasi tambang tradisional pondok seng, merupakan peringatan agar para penambang emas tradisional di lokasi lainnya yang ada di Kabupaten Lebong. Pasalnya lima lokasi tambang lainnya yakni Tik Aseak, Tambang Sawah, Lebong Simpang, Lobang Kacamata dan Ketenong berpotensi terjadinya longsor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong mengimbau kepada para penambang untuk berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya ditambah cuaca di Lebong yang sering diguyur hujan deras. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Drs Syamsul Bahri menerangkan, tambang emas Pondok Seng yang berada di wilayah Kecamatan Lebong Utara Jum\'at (9/4) malam memakan korban. Gundra Gunawan (35) warga Desa Tunggang Kecamatan Lebong Utara yang tewas setelah lokasi tambang tradisonal tersebut diterjang oleh banjir bandang. Jenazah korban ditemukan dengan posisi sebagian tubuh tertimbun material tanah dan kayu dengan bagian kepala belakang korban mengalami luka robek yang diduga akibat benturan benda keras hingga mengakibatkan korban meninggal dunia. Beruntung saat kejadian tersebut terjadi, sekitar 20 penambang emas tradisional lainnya tengah melakukan aktivitas di dalam lubang emas dan selamat dari bencana alam tersebut. Sementara korban saat itu diketahui tengah berada di pondok untuk beristirahat. Dari data yang berhasil diperoleh, saat kejadian tersebut terjadi, wilayah tambang emas tradisonal Pondok Seng diketahui sedang diguyur hujan lebat serta angin. Korban yang saat itu tengah beristirahat didalam pondoknya seketika ikut terseret banjir bandang dan tidak dapat menyelamatkan diri. Hingga akhirnya ditemukan tewas sekitar 100 meter dari lokasi pondok sebelumnya. Meskipun kejadian tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 19.00 WIB (8/4), warga Desa Tunggang tempat korban tinggal baru mengetahui informasi sekitar pukul 02.00 WIB dinihari (9/4). Lambatnya informasi tersebut dikarenakan jarak antara lokasi tambang dengan kediaman korban memakan waktu antara 1-2 jam perjalanan. Mendapatkan informasi tersebut upaya pencarian dan evakuasi yang dilakukan secara bergotong royong oleh masyarakat Desa Tunggang dan dibantu oleh BPBD dan PMI serta aparat lainnya. Baru sekitar pukul 07.00 WIB korban baru ditemukan dan langsung dibawa kerumah duka untuk dikuburkan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Drs Syamsul Bahri, mengatakan, sejauh ini hanya ada satu koran jiwa dalam musibah banjir bandang yang terjadi Jum\'at (8/4) lalu di lokasi tambang emas Pondok Seng. Sementara penambang lainnya berhasil selamat. \"Nah kita imbau untuk penambang emas tradisional di lokasi lain seperti tik aseak, lebong simpang, tambang sawah dan ketenong untuk berhati-hati karena potensi longsor juga mengancam mereka,\" jelas Syamsul. Sementara itu Kapolres Lebong AKBP Zainul Arifin MH melalui Kapolsek Lebong Utara Iptu Made Geloh didampingi Kanit Reskrim Ipda Kuat Santosa SH menjelaskan dari keterangan para penambang lainnya, yang ada di lokasi sebanyak 20 orang dengan jumlah pondok mencapai 9 unit. Pihaknya mengimbau kepada seluruh penambang untuk menghentikan aktivitas di lokasi penambangan tersebut. Apalagi kondisi alam saat ini sedang tidak bersahabat. \"Lokasi penambangan memang cukup rawan akan potensi longsor. Apalagi saat ini hujan deras sering terjadi sehingga harus diwaspadai oleh para penambang,\" kata Kuat.(777)

Tags :
Kategori :

Terkait