Pemilihan Wakil Gubernur (Pilwagub) diperkirakan akan dilakukan setelah proses PAW (Pergantian Antar Waktu) kader PAN selesai. Saat ini terjadi kekosongan 2 kursi PAN, yaitu kursi Helmi Hasan karena terpilih menjadi Walikota Bengkulu dan kursi Alm Heri Susanto yang meninggal dunia. Dua suara sangat menentukan terpilihnya Wakil Gubernur.
Sementara PAW dua kader PAN hingga saat ini belum diproses. Dari informasi yang diperoleh, 2 kader PAN yang akan masuk ke DPRD Provinsi antara lain Iskandar atau Intan Soraya menggantikan Helmi Hasan. Namun, Intan saat ini sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu Afrizon Joni, yang akan menggantikan Alm Heri Susanto dari Daerah Pemilihan (Dapil) Bengkulu Utara.
Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi M Sis Rahman mengatakan jika Pilwagub akan mulai dibahas jika Parpol pengusung sudah melakukan pembahasan dan meminta agar diproses. Hanya Parpol pengusung mengajukan proses Pilwagub. \"Parpol pengusungnya saja masih diam-diam (belum proses), kita tunggu Parpol pengusung dulu,\" katanya.
Di sisi lain, sikap Ketua DPD Demokrat Provinsi Bengkulu, Edison Simbolon yang tertutup dinilai akan merugikan calon yang akan diusung oleh Partai Demokrat. Apalagi, tidak melibatkan anggota Fraksi Demokrat yang ada di DPRD Provinsi menyebabkan tingkat keterpilihan akan rendah.
\"Seharusnya kami diajak koordinasi. Selama ini Demokrat selalu terbuka, kenapa jadi tertutup. Harusnya kami diajak berkoordinasi, karena kami yang memilih nantinya,\" kata anggota Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Ahmad Ismail.
Namun, Edison tetap kukuh dengan pendiriannya jika keputusannya tersebut berdasarkan petunjuk dari DPP Demokrat. Sebab, Wagub mendatang diharapkan dari kader Demokrat. \"Kitakan mencalonkan kader-kader terbaik partai. Itu pun belum tentu terpilih karena harus persetujuan gubernur. Sebaiknya hargai proses lah, jangan asal bicara dipublik,\" tegasnya.
Oktoberto dan Khairil Layak Sementara itu, Lembaga Survey dan kajian Publik Institutions Research Community (IRC), merilis hasil survey Cawagub Bengkulu menyebutkan Oktoberto SE MM dan Dr Khairil MPd dinilai paling layak diminati masyarakat Provinsi Bengkulu untuk mendampingi Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah SAg MPd.
Manajer Riset dan Pengolahan Data Institutions Research Community (IRC), Rahmat Yudhi Tofani mengatakan survey yang dilakukan pihaknya itu berlangsung 26 Desember 2012 hingga 6 Januari 2013 lalu dengan melibatkan responden sebanyak 569 orang dengan metode multy random sampling di 5 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.
Adapun tingkat kepercayaan atau akurasi survey sebesar 95 % serta quality control dilakukan terhadap hasil wawancara, yang dipilih secara random sebesar 30% dari total sample. Dan dalam quality control tidak ditemukan kesalahan. Survey tersebut melibatkan sedikitnya 10 nama yang diusung partai Demokrat dan 10 nama yang bakal diusung PAN. Dan hasilnya, Oktoberto SE MM dari Demokrat menduduki peringkat pertama mencapai 17,05 %, sedangkan rangking pertama dari PAN diraih Rektor UMB, Dr Khairil MPd dengan persentase 22,32 %. \"Kami sengaja melakukan survey ini, karena kami sangat peduli dengan perkembangan Calon Wagub Bengkulu yang ideal untuk mendampingi Junaidi Hamsyah,\" ujar Rahmat.
Ia menjelaskan bahwa penekanan rilis survey ini, yakni ketika nama-nama yang disurvey tersebut dipilih oleh partai pengusung, PAN dan Demokrat untuk diusulkan ke Gubernur Bengkulu. Nama yang menduduki peringkat tertinggi tersebut dianggap layak dan cakap, Oktobersto sudah berpengalaman di parlemen, sedangkan Khairil seorang akademisi yang terbukti mampu membawa perubahan di Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Figur Akademisi Mencuatnya figur akademisi ini ditenggarai akibat mulai memudarnya figur partai di mata masyarakat dewasa ini. Masyarakat mulai melihat partai hanya lebih mementingkan kepentingan partainya atau kelompoknya sendiri. Gejala ini tak hanya terjadi di lokal tapi sudah mennasional. Banyaknya kader Parpol yang terbelit kasus korupsi adalah salah satu indikatornya.
Praktisi politik Bengkulu, H. Basri Muhammad tak menampik hal tersebut. Dikatakannya kalangan akademisi saat ini dianggap figur yang lebih baik dari kader partai. \"Apalagi kalau kita bicara siapa orang yang sesuai mendampingi Junaidi dalam membangun Bengkulu di sisa akhir masa jabatannya,\" katanya.
Hanya saja tandas Basri tak hanya sekadar akademisi. \"Dia (akademisi) juga harus memiliki pemahaman birokrasi yang baik sehingga dapat membantu Gubernur menjalankan tugas dengan baik,\" timpalnya.
Namun Basri masih meragukan jika Parpol pendukung mau mengusulkan calon Wagub dari kalangan akademisi. Apalagi dari luar kader. \"Untuk saat ini saya belum begitu yakin ada kader partai pengusung yang memiliki kemampuan birokrasi yang baik,\" tegasnya.
Dukungan terhadap figur akademisi juga menguat dari salah seorang tokoh masyarakat Bengkulu, Harmen Kamarsyah. Ia mengatakan saat ini adalah momentum yang tepat untuk kebankitan Provinsi Bengkulu. Karenanya diperlukan orang yang memiliki kemampuan akademik yang baik dan track record yang sudah teruji.
\"Saat ini figur akademisi masih dianggap figur yang baik di mata masyarakat. Tak heran jika kalangan akademisi disebut-sebut sebagai figur yang tepat mendampingi Gubernur Junaidi. Hanya saja memang tak sebarang akademisi,\" katanya.
Terkait dengan wacana PAN yang akan mengusungan Rektor UMB Dr Khairil MPd sebagai calon Wagub, Harmen menganggap sebagai sebuah langkah yang tepat. \"Cuma apa mau PAN mengusung dari luar kadernya. Itu yang mesti dipertanyakan,\" tanyanya.
Dikatakannya Khairil adalah salah satu figur akademisi yang bisa mendampingi Gubernur Junaidi dalam melanjutkan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari disiplin ilmu yang dimiliki yakni doktor administrasi negara. Ini artinya Khairil sosok yang paham akan masalah birokrasi pemerintahan.
Kemudian dari rekam jejak, ia dikenal sebagai sosok yang bisa diterima oleh berbagai kelompok. Mulai dari generasi muda, tua, hingga masuk ke kelompok praktisi politik. Harus diakui di era kepemimpinnannya pulalah UMB tumbuh dan berkembang pesat menjadi PTS yang mampu bersaing di tingkat lokal, regional maupun nasional. \"Menjadi pemimpin itu ada seninya (art). Khairil memiliki kemampuan itu. Namun sekali lagi itu tergantung pada Parpol pengusung, Gubernur dan DPRD Provinsi. Kami hanya menyampaikan pendapat apa yang menurut kami itu sesuatu hal yang baik,\" pungkasnya. (100/400/007)