\"Karena sesungguhnya budaya itu adalah bentuk dari cerminan dari karakter dan kepribadian jati diri dari masyarakat kita. Dimana bangsa yang kuat itu adalah bangsa yang kokoh akan nilai-nilai budaya dan agamanya,\" ujar Wawali.
Sementara itu, hur perlombaaan Jambar Nasi, Syamsul Bahri Z yang juga saat ini menjabat Wakil Ketua Badan Musyawarah Adat (BMA) Kota Bengkulu menjelaskan ada beberapa poin kriteria penilaian yang di ambil dari lomba Nasi Jambar.\"Diantaranya meliputi tata letak susunan gramak pahar itu sendiri jangan sampai terbalik, posisi sajian ayam di atas nasi kunyit harus dalam keadaan baik yaitu terlentang dan lain sebagainya,\" jelasnya.
Menurutnya setiap letak dan posisinya itu tersirat makna dan arti tersendiri. Ayam terlentang menandakan adanya keikhlasan dan keterbukaan apabila dalam menyelesaikan suatu masalah. Ditambahkan Syamsul kegiatan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk ikut serta berperan dalam pengembangan seni budaya Bengkulu.\"Kalau saja kita sebagai Masyarakat Kota Bengkulu tidak menghargai budaya nya sendiri, bagaimana orang luar ingin menghargai budaya yang kita miliki ini\" tegasnya.
Untuk itu, ia berharap agar masyarakat Bengkulu senantiasa dapat melestarikan budaya yang dimiliki. (Adv/One)