\"5 penyebab dari KTD, yaitu minimnya akses ke kontrasepsi, kegagalan kontrasepsi, kemiskinan, pernikahan dini, serta minimnya pengetahuan mengenai tubuh/seksualitas dan reproduksi. Maka dari itu, marilah bersama-sama kita berusaha memberantas atau mengurangi kasus KTD di Provinsi Bengkulu khususnya,\" ujar Juniarti Boermansyah, Anggota Permampu, Jumat (11/3).
Juniarti Boermansyah mengatakan, Paramedis modern (bidan dan dokter) dan Pemberi Pengobatan Tradisional/Pembatra (Dukun Beranak, Tukang Pijat, Herbalis Lokal dan lainnya), menjadi pihak yang paling dekat dalam hal pelayanan dan tindakan terhadap perempuan yang mengalami KTD. \"Perempuan yang mengalami KTD lebih dekat dan mempercayai Pembatra, baik perempuan pedesaan, perempuan miskin dan perempuan muda,\" lengkapnya.
Provinsi Bengkulu dapat memberikan pelayanan pengobatan, agar kehamilan berjalan baik dan tindakan pengguguran kandungan yang aman dan tidak aman. Baik yang terjadi di lapangan dengan cara modern sampai ke tradisional. Para pihak terdekat dalam masalah tersebut diatas pada dasarnya adalah laki-laki, keluarga inti, keluarga besar. Khususnya Suami, Ayah dan tokoh agama dan adat.
Ketimpangan hubungan perempuan dan laki-laki didasarkan atas pembedaan peran gender, yang menimbulkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan berupa keterbatasan akses terhadap sumberdaya. \"Diskriminasi terhadap perempuan akan berdampak pada kehidupan sehat dan kesejahteraan khususnya, layanan kesehatan seksual dan reproduksi dan pengintregrasiannya dalam program Nasional, pendidikan berkualitas dan berkelanjutan, ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi dan pekerjaan yang layak,\" jelasnya.
Semua ini menjadi akar masalah Angka Kematian Ibu (AKI), berbagai penyakit khas perempuan (penyakit alat-alat reporoduksi) dan secara khusus pemiskinan perempuan atau feminisasi kemiskinan. \"Permampu melihat bahwa perempuan tidak hanya minim dalam akses terhadap sumberdaya ekonomi dan sumberdaya lainnya yang tersebut di atas, tetapi secara khusus tidak punya kontrol atas tubuh dan peran reproduksinya,\" ungkapnya.
Penelitian Permampu mengenai KTD yang dilaksanakan tahun 2014, melibatkan 713 peserta Fokus Group Discussion (FGD) dan 190 narasumber di 29 Desa/Kelurahan. Berada di 14 Kabupaten/Kota menemukan beberapa hal yang menunjukkan masalah. Dihasilkan 15 studi kasus disertai tutur perempuan, yang berhasil menemukan sekitar 10 variasi bentuk KTD.
Dalam memperingati Hari Perempuan Indonesia (HPI), Selasa (8/3). Permampu menggelar kegiatan, yakni gerakan perempuan Indonesia bersatu melawan ketimpangan diseluruh Indonesia. Mengambil tema tentang perempuan melawan ketimpangan.
\"Kegiatan ini diselenggarakan di 8 Provinsi se-Sumatera. Provinsi Bengkulu (Cahaya Perempuan WCC) akan mengangkat tema “Perempuan Bengkulu Otonom atas Tubuhnya, Sehat dan Kreatif”, pungkasnya. Pengambilan tema dalam kegiatan berdasarkan pengalaman lapangan dan analisis Permampu atas penelitian
kualitatif yang menunjukkan, bahwa kesetaraan gender dan pemberd.ayaan terjadi diseluruh perempuan dan anak perempuan. Hal tersebut menjadi titik utama untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, yang berhubungan erat dengan ketimpangan.(722)