BENTENG, BE - Produksi padi sawah di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mengalami menurunan yang signifikan (drastis). Menurunnya hasil panen petani itu diketahui dari hasil rekapitulasi yang dilakukan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Distanbunak) Kabupaten Benteng yang mencatat hasil produksi tahun 2014 lalu mencapai 27.234 ton, sedangkan tahun 2015 hanya 17.210,2 ton atau menurun 10.210,2 ton.
Kepala Distanbunak Benteng, Damsik SPKP melalui Kepala Bidang (Kabid) Pertanian, Zainal Abidin SP mengatakan, penurunan hasil produksi itu memang terjadi di seluruh area persawahan yang ada di masing-masing kecamatan se-Kabupaten Benteng.
\"Secara keseluruhan, hasil produksi dari sektor persawahan di Kabupaten Benteng memang mengalami penurunan. Ini terlihat dari padi yang dihasilkan petani di tahun 2014 dan 2015,\" jelas Zainal.
Selain padi sawah, penurunan juga terjadi pada padi ladang. Buktinya, pada 2014 lalu produksi pada ladang se Bengkulu Tengah mencapai 3.233 ton, namun pada tahun 2015 hanya 6.864 ton.
Zainal menambahkan, penurunan hasil panen ini tentunya terjadi bukan tanpa alasan. Salah satu faktornya adalah banyaknya petani yang tidak menggunakan atau menggarap lahan pertanian mereka di tahun 2015 lalu.
\"Penggunaan lahan sawah memang mengalami penurunan. Jika tahun 2014 sawah yang digarap mencapai 7.647 hektar, sedangkan tahun 2015 hanya 6.615 hektar. Ini juga terjadi pada pertanian ladang, yakni seluas 10.423 hektar di tahun 2014 dan 10.123 hektar tahun 2015,\" jelasnya.
Untuk meningkatkan hasil produksi padi tahun 2016 ini, Zainal mengaku, pihaknya memberikan bantuan berupa bibit unggul, pupuk serta racun pembasmi hama. Selain itu, pihaknya juga mensosialisasikan ke kelompok-kelompok tani (Poktan) mengenai pentingnya menggarap lahan persawahan yang mereka miliki dengan baik agar hasilnya maksimal.
\"Kita harap para petani tidak menelantarkan lahan sawah mereka. Karena hanya meningkatkan hasil produksi panen adalah salah bentuk partisipasi penduduk dalam mendukung program pemerintah untuk mewudjukan swasembada pangan,\" pungkas Zainal.(135)