CURUP, BE - Selain kawasan Danau Mas Harun Bastari (DMHB), objek wisata Gunung Kaba juga menjadi salah satu fokus pengembangan wisata yang dilakukan oleh Bupati Rejang Lebong DR (HC) A Hijazi SH MSi. Bahkan pengembangannya direncanakan akan mulai dilakukan tahun ini.
\"Minimal nanti kita bisa menarik wisatawan bukan hanya lokal namun juga domestik akan berkunjung ke Rejang Lebong ini bila pengembangan objek wisata salah satunya Gunung Kaba yang memiliki potensi luar biasa,\" jelas Hijazi, belum lama ini.
Menurut Hijazi, dalam pengembangan gunung yang lebih dikenal dengan Bukit Kaba tersebut, yang pertama akan dilakukan yaitu dengan membenahi sarana dan prasarana yang ada. Salah satunya adalah perbaikan jalan menuju puncak Bukit Kaba yang pernah dilakukannya saat memimpin Rejang Lebong dari tahun 2000 hingga 2005 lalu
Ia mengaku akan akan berupaya semaksimal mungkin agar sarana dan prasarana menuju objek wisata khususnya Gunung Kaba akan dibenahi. \"Kalau potensinya sangat bagus dan banyak diminati wisatawan, ini terlihat dari tidak pernah sepinya Bukit Kaba setiap minggunya,\" tambah Hijazi.
Menurutnya, wisata seperti Gunung Kaba ini merupakan satu-satunya yang ada di Provinsi Bengkulu. Bahkan menurutnya dibandingkan dengan Tangkuban Perahu di Jawa Barat yang pengelolaan sudah maju, potensi Gunung Kaba lebih baik, namun perlu pengembangan lainnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan semakin banyaknya pengunjung Gunung Kaba tentunya akan meningkatkan tarap hidup masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Kaba atau masyarakat Rejang Lebong pada umumnya, karena masyarakat bisa memanfaatkan kunjungan wisata dengan membuka usaha seperti jualan.
Bahkan, nantinya ia berencana para pengunjung tidak bisa menggunakan kendaraan ke puncak Gunung Kaba, melainkan menggunakan kendaraan yang disiapkan masyarakat, sehingga masyarakat bisa mengambil keuntungan dari penyewaan kendaraan tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Bengkulu Ekspress, wisatawan maupun pendaki banyak mengunjungi gunung yang memiliki ketinggian 1.936 meter diatas permukaan laut (MDPL) tersebut pada hari-hari libur tak terkecuali hari Sabtu dan Minggu. Salah stau tujuan wisatawan untuk mendaki adalah menyaksikan matahari terbit atau Sunrise.
\"Memang yang banya mendaki pada hari Sabtu, para pendaki biasanya bermalam kemudian turun lagi pada hari Minggu, namun tak jarang juga ada yang mendaki pagihari kemudian sore harinya sudah turun kembali,\" jelas Pendi, salah satu warga yang tinggal di lereng Gunung Kaba.(251)